-
Warna Baru New Honda Vario 125 Lebih Keren & Elegan
45 menit lalu -
Edin Dzeko Penuh Percaya Diri Bisa Singkirkan Man United di Semifinal Liga Eropa
41 menit lalu -
BI Minta Bunga Kredit UMKM Diturunkan
19 menit lalu -
4 Gaya Jeff Smith, Pesinetron Ganteng yang Tersandung Kasus Narkoba
41 menit lalu -
Anies Targetkan 2.964 Tonton Beras dari Hasil Kolaborasi dengan Petani di Cilacap
39 menit lalu -
Mudik Dilarang, Pengusaha Dikasih Insentif?
27 menit lalu -
Tendang Cristiano Ronaldo, Juventus Boyong Moise Kean dan Mauro Icardi?
49 menit lalu -
Janda 2 Anak Ini Mencari Keadilan di Ombudsman
57 menit lalu -
Penembakan Massal di Gudang FedEx, Sejumlah Korban Dilaporkan Tewas
45 menit lalu -
Valentino Rossi Penasaran dengan Comeback Marc Marquez
42 menit lalu -
PAN Enggan Bergabung untuk Wacana Partai Poros Islam, Ternyata ini Alasannya
34 menit lalu -
Hasil NBA 2020-2021 Hari Ini: Antetokounmpo Comeback, Stephen Curry Bantu Warriors Menang
28 menit lalu
Yusril Minta Jokowi tak Cuma Cabut Lampiran Investasi Miras

JAKARTA -- Pakar Hukum Tata Negara Prof Yusril Ihza Mahendra mengatakan pencabutan ketentuan tentang investasi minuman keras dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal harus diikuti dengan penerbitan peraturan baru yang merevisi peraturan tersebut. Sehingga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak cukup hanya mencabut sebagian lampiran perpres.
"Presiden harus menerbitkan peraturan presiden baru yang berisi perubahan atas peraturan tersebut, khususnya menghilangkan ketentuan lampiran yang terkait dengan minuman keras," kata Yusril Ihza, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (2/3).
Yusril mengatakan, dengan penerbitan peraturan baru yang merevisi Peraturan Presiden tentang Bidang Usaha Penanaman Modal, maka persoalan pengaturan investasi minuman keras tersebut telah resmi dihapus dari norma hukum positif di Indonesia. Sedangkan, ketentuan-ketentuan lain yang memberikan kemudahan terhadap investasi dalam peraturan tersebut, Yusril memandang tidak mengandung masalah yang serius sehingga tidak perlu direvisi segera.
Terkait dengan penolakan terhadap bagian tentang investasi minuman keras dalam Peraturan Presiden Bidang Usaha Penanaman Modal, Yusril menilai itu merupakan hal yang wajar di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
"Di negara sekuler seperti Filipina saja, Gloria Arroyo Macapagal ketika menjabat sebagai Presiden pernah memveto pengesahan RUU tentang Kontrasepsi yang telah disetujui senat, karena mempertimbangkan Gereja Katolik Filipina yang menentang keluarga berencana karena dianggap tidak sejalan dengan doktrin keagamaan," ujarnya pula.
Bila di negara yang mengaku sekular, ternyata pertimbangan keagamaan tetap menjadi hal yang penting, Yusril mengatakan negara yang berdasarkan Pancasila seharusnya berbuat lebih daripada itu. Menurut Yusril, keyakinan keagamaan wajib dipertimbangkan dalam negara merumuskan kebijakan apa pun.
Langkah tersebut tidak akan otomatis menjadikan Indonesia sebagai negara Islam, tetapi tetap menjadi negara yang berdasarkan Pancasila. "Saya kira, di negara yang berdasarkan Islam pun, pengaturan bagi kepentingan pemeluk-pemeluk agama selain Islam tetap ada. Hak warga negara selain Muslim wajib dilindungi dan dijamin negara yang berdasarkan Islam," katanya pula.
Presiden Jokowi hari ini resmi menghapus poin dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal yang mengatur tentang pembukaan investasi industri minuman keras (miras) yang mengandung alkohol. Ini disampaikan presiden dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Selasa (2/3) siang.
"Saya putuskan, lampiran perpres terkait pembukaan investasi baru dalam industri minuman keras yang mengandung alkohol saya nyatakan dicabut," ujar Jokowi dalam keterangannya, Selasa.
Ia menyebutkan, keputusan ini diambil setelah dirinya mempertimbangkan masukan dari para ulama, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, NU, dan tokoh agama lain. Pencabutan poin tentang pembukaan investasi miras, imbuh presiden, juga mempertimbangkan masukan dari provinsi dan daerah.
- Indo Barometer: Jokowi Demokratis Cabut Perpres Miras
- KSP: Penyusunan Investasi Miras Sudah Libatkan Masyarakat
- DMI Lampung Berterimakasih Perpres Investasi Miras Dicabut
- In Picture: Turki Izinkan Sekolah dan Restoran Kembali Dibuka
- 'King Maker' di Kasus Djoko Tjandra, Akankah Terungkap?