-
Krama Adat Kerobokan Diminta Dukung Caleg Lokal
57 menit lalu -
Wanita Ini Dicekoki Minuman Keras, Diperkosa Lalu Ditinggal di Mobil Begitu Saja
54 menit lalu -
Kalender Bali Senin 5 Juni 2023: Baik Bikin Undang-undang, Hindari Membangun Rumah
37 menit lalu -
Masyarakat Malaysia Siap War Tiket Laga Timnas Indonesia vs Timnas Argentina di SUGBK
55 menit lalu -
Pencak Silat Absen di Asian Games 2023, Menpora Tetap Optimistis
42 menit lalu -
Gabung Lazio, Emil Audero Berpotensi Jadi Pesepakbola Pertama Indonesia yang Main di Liga Champions!
47 menit lalu -
2 Vacuum Cleaner Terbaru Midea Hadir di Kampanye 6.6 Lazada, Banyak Diskon
43 menit lalu -
Akhir Hidup Soekarno Dirundung Kesepian: Aku Ingin Ditembak Saja
58 menit lalu -
Jadwal & Lokasi SIM Keliling di Bali Senin 5 Juni 2023, Silakan Cek!
26 menit lalu -
Sri Sultan Hamengkubuwono IX Jadi PNS Pertama di Indonesia!
58 menit lalu -
Kemarau di Buleleng Paling Kering
21 menit lalu -
Menjelang MNEK 2023, Pesawat Bonanza Bermanuver dan Prajurit TNI AL Terjun Payung, Nih Lokasinya
27 menit lalu
Xi Jinping: Proposal China Tentang Ukraina Cerminkan Kesatuan Pandangan Global
CHINA - Presiden China Xi Jinping mengatakan pada Senin (20/3/2023) bahwa proposal Beijing tentang bagaimana menyelesaikan krisis Ukraina mencerminkan pandangan global dan berusaha untuk menetralisir konsekuensinya, tetapi mengakui bahwa solusinya tidak mudah.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan menjelang kunjungannya ke Moskow - yang pertama oleh seorang pemimpin dunia sejak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Presiden Rusia Vladimir Putin - Xi juga menyerukan "pragmatisme" di Ukraina.
Menurut terjemahan Reuters dari bahasa Rusia, proposal China, sebuah makalah 12 poin yang dirilis bulan lalu, mewakili sebanyak mungkin kesatuan pandangan masyarakat dunia yang ditulis Xi dalam sebuah artikel di Rossiiskaya Gazeta, sebuah harian yang diterbitkan oleh pemerintah Rusia.
"Dokumen tersebut berfungsi sebagai faktor konstruktif dalam menetralkan konsekuensi krisis dan mempromosikan penyelesaian politik. Masalah yang kompleks tidak memiliki solusi yang sederhana," terangnya, dikutip Reuters.
Xi telah berusaha menghadirkan China sebagai pembawa perdamaian global dan memproyeksikannya sebagai kekuatan besar yang bertanggung jawab. China secara terbuka tetap netral dalam konflik Ukraina, sambil mengkritik sanksi Barat terhadap Rusia dan menegaskan kembali hubungan dekatnya dengan Moskow.