-
Hasil PSIS Semarang vs Persik Kediri di Pekan Ke-5 Liga 1 2022-2023: Laskar Mahesa Jenar Menang 2-1!
46 menit lalu -
Media Vietnam Bongkar Rencana Ganas Timnas Vietnam U-19 Jelang Hadapi Timnas Indonesia U-19 di Kualifikasi Piala Asia U-20 2023
45 menit lalu -
Ketimbang Israel, Situs Resmi Perhotelan Piala Dunia 2022 Cantumkan Palestina sebagai Negara
57 menit lalu -
Kabar Baik, Tingkat Kesembuhan Covid-19 Hari Ini Bertambah 5.250 orang
42 menit lalu -
Gandeng Pos Indonesia, Hary Tanoesoedibjo: MotionCredit Bantu Pertumbuhan Ekonomi Nasional
54 menit lalu -
Thomas Frank: Tak Perlu Kaget Brentford Kalahkan Manchester United
27 menit lalu -
Hasil PSIS vs Persik: Melejit ke Posisi 7
51 menit lalu -
Bima Sakti Komentari Ketum PSSI dan Menpora yang Angkat Piala
38 menit lalu -
Hasil Barito Putera vs Bali United di Liga 1 2022-2023: Serdadu Tridatu Menang Tipis 2-1
16 menit lalu -
DWP 2022 Umumkan Jadwal dan 8 Pengisi Acara Fase Pertama
49 menit lalu -
BARDI Smart Home Ekspansi ke Pasar Singapura
32 menit lalu -
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.836/USD
42 menit lalu
Wah! Perbedaan Penetapan Idul Adha Muhammadiyah-Pemerintah Bisa Sampai 2046

JAKARTA - Perbedaan penetapan Idul Adha antara Muhammadiyah dan pemerintah kerap berbeda bahkan, perbedaan itu diperkirakan hingga 2046. Termasuk pada Idul Adha 1443 Hijriyah tahun ini di mana pemerintah menyatakan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022, sementara Muhammadiyah lebih dulu menetapkan 9 Juli 2022.
Hal tersebut terjadi bukan semata-mata lantaran perbedaan metode hisab dan rukyat, namun juga terkait kriteria tinggi hilal.
Untuk diketahui, pemerintah menetapkan ketinggian minimal hilal 3 derajat, sedangkan Muhammadiyah asal telah terjadi konjungsi dan konjungsinya sebelum matahari terbenam maka telah ditetapkan sebagai bulan baru.
Terkait hal tersebut, Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Oman Fathurohman menyatakan, perbedaan penetapan awal bulan antara pemerintah dengan Muhammadiyah semacam ini bukan hanya di Indonesia, tetapi terjadi di berbagai negara-negara di dunia.
"Idul Adha yang akan datang, Muhammadiyah berbeda dengan yang ditetapkan oleh pemerintah lewat Kemenag. Perbedaan ini bukan hanya kali pertama tapi sudah kerap terjadi," tutur Oman dalam Seminar Idul Adha 1443 H di aula Masjid Islamic Center Universitah Muhammadiyah Ahmad Dahlan, Minggu (3/7/2022).
Oman mencatat, dalam kurun 25 tahun ke depan, yakni dari tahun 1444 - 1468 H atau 2023 - 2046 M diprediksi akan terjadi perbedaan Idul Adha antara Muhammadiyah dan pemerintah sekitar 7 kali atau 7 tahun. Artinya, 7 kali dari 25 tahun itu berarti 25% nya berbeda dengan pemerintah. Selain itu Idul Fitri juga diprediksi akan berbeda 6 kali dan awal Ramadan 3 kali.
"25 tahun ke depan sampai tahun 2046, Muhammadiyah akan berkali-kali berbeda dengan pemerintah, kecuali kalau kriteria pemerintah berubah. Kalau kriteria masih sama maka prediksinya seperti itu. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempersiapkannya," tutur Oman.