-
Head to Head Timnas Indonesia vs Timnas Uzbekistan: Garuda Muda Tidak Meyakinkan Jelang Duel di 16 Besar Asian Games 2023
55 menit lalu -
Revitalisasi, Kilang LNG Arun Bakal Jadi Hub Terminal
49 menit lalu -
Menaker Diminta Turun Tangan Atasi PHK Massal Smartfren
44 menit lalu -
Pelaku Usaha Diminta Tak Sembarangan Pilih Platform Jualan
45 menit lalu -
Satgas Anti-Mafia Bola Tetapkan 6 Tersangka Match Fixing Sepak Bola Liga 2
52 menit lalu -
Bejat! Kang RK Mencabuli Anak Laki-laki 11 Tahun di Bandung
56 menit lalu -
Ganjar Pranowo dan Ketum Parpol Tertawa Lepas Usai Rapat TPN Hari Ini
34 menit lalu -
Alasan Pemerintan Terbitkan Revisi Aturan Social Commerce
37 menit lalu -
Asian Games 2023: Lewat Tharisa Dea Florentina, Cabor Wushu Sumbang Perunggu Ke-7 untuk Indonesia
29 menit lalu -
Sekjen MPR Gelar Upacara Pelantikan 2 Deputi Baru, dari Pejabat Tinggi Hingga PPPK
32 menit lalu -
Siapa Jenazah Pertama Korban G30S PKI yang Keluar dari Lubang Buaya?
16 menit lalu -
Cara Tepat Orang Tua Mengatasi Anak yang Marah
26 menit lalu
Waduh! Ribuan Buruh Industri Tekstil Bakal Kena PHK, Ini Penyebabnya
JAKARTA - Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (Apsyfi) mengungkapkan ribuan buruh tekstil diproyeksikan bakal diputus hubungan kerjanya (PHK).
Hal ini imbas dari masuknya pakaian bekas dan kain impor ilegal.
Ketua Umum APSyFI Redma Wirawasta mengatakan, meskipun pakaian bekas impor sudah dimusnahkan pemerintah dan ditutup pintu masuknya ke dalam negeri, namun kain ilegal masih tersedia di mana-mana.
BACA JUGA:
Dengan kata lain, pakaian jadinya dibasmi, tetapi bahan baku pakaiannya masih menggunung. Buntutnya, para pengusaha kain jadi kalah saing.
"Selain pakaian pakaian bekas yang masuk ke pasar domestik, tapi kain-kain yang ilegal masuk ke Indonesia juga banyak. Itulah yang menggerogoti pasar pasar kita di dalam negeri," ujar Redma saat berdialog di acara Market Review IDX Channel, Rabu (24/5/2023).
BACA JUGA:
Lebih lanjut dia mengungkapkan, di kuartal satu 2023 ini pihaknya sering menerima undangan diskusi dengan Konfederasi Serikat Pekerja Nasional (KSPN) untuk membahas kondisi industri tekstil di lapangan.
Dikabarkan, sejumlah perusahaan tak sanggup bertahan sehingga harus memutuskan hubungan kerja dengan pegawainya.