-
Infinix Note 12 Siap Dirilis Akhir Bulan Ini, Intip Spesifikasinya
47 menit lalu -
Mohamed Salah dan Liverpool Ingin Balas Dendam ke Real Madrid, Dani Carvajal Nyinyir
26 menit lalu -
Selalu Sial saat Tampil di GP Monaco, Charles Leclerc: Saya Tak Percaya Takhayul
25 menit lalu -
Dikabarkan Hilang saat Melaut, Nelayan Ini Ditemukan Selamat Usai Terdampar di Pelabuhan
57 menit lalu -
Andritany Ardhiyasa Siap Momong Para Pemain Muda Persija Jakarta
47 menit lalu -
Warga Perbatasan: Kami Lebih Memilih Berobat di Pos Satgas dan Dilayani TNI
26 menit lalu -
Prediksi: Liverpool vs Real Madrid
16 menit lalu -
Tampilan Seksi Maksimal Lisa Oktaviani, Aspri ke-27 Hotman Paris Ex-MUA
58 menit lalu -
Penulis Kaligrafi Arab Terkemuka Asal Jepang Luncurkan Buku Baru di Abu Dhabi
22 menit lalu -
Bolden dan Derrick Michael, Amunisi Baru Timnas Dibanjiri Pujian
27 menit lalu
Ukraina Mencekam di Ambang Perang, AS Keluarkan Perintah Tegas

GenPI.co - Amerika Serikat (AS) telah mengeluarkan perintah tegas agar keluarga diplomat untuk meninggalkan Ukraina yang makin mencekam karena berada di ambang perang.
Departemen Luar Negeri AS pada Minggu (24/1) mengatakan, perintah itu diberikan karena ancaman lanjutan dari aksi militer Rusia.
Washington juga telah mengizinkan keberangkatan "sukarela" karyawan kedutaannya.
Warga AS di negara Eropa Timur itu juga diminta untuk mempertimbangkan untuk berangkat segera menggunakan opsi transportasi komersial atau lainnya yang tersedia secara pribadi.
Pengumuman Departemen Luar Negeri datang di tengah ketegangan antara Rusia dan Barat atas keamanan Eropa dan kekhawatiran atas kemungkinan invasi oleh Moskow ke Ukraina.
Rusia telah mengumpulkan puluhan ribu tentara di perbatasannya dengan Ukraina, bersama dengan tank, kendaraan tempur, artileri dan rudal.
Gerakan-gerakan itu telah memicu peringatan keras dari Washington dan Eropa. Sementara itu, diplomasi yang intens hanya membuahkan sedikit hasil.
Minggu pagi, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menolak gagasan menjatuhkan sanksi hukuman terhadap Moskow sebelum invasi potensial.
Dia mengatakan sanksi itu harus digunakan sebagai sarana untuk menghalangi serangan.
"Begitu sanksi dipicu, Anda kehilangan efek jera. Jadi yang kami lakukan adalah menyusun serangkaian tindakan yang akan menjadi kalkulus Presiden (Vladimir) Putin,." kata Blinken kepada CBS
Dia menambahkan bahwa pihaknya juga meningkatkan pertahanan di Ukraina dengan lebih banyak bantuan militer.(*)
Kalian wajib tonton video yang satu ini: