-
Marc Marquez Absen di MotoGP Argentina 2023 Akibat Cedera. Joan Mir Ucapkan Doa dan Harapannya
47 menit lalu -
6 Negara yang Perbolehkan Motor Lintasi Jalan Tol, Indonesia Termasuk?
39 menit lalu -
BMKG Sebut Bibit Siklon Tropis 94S Terpantau di Selatan Jawa Timur, Waspada Gelombang Tinggi
47 menit lalu -
5 Pemain Timnas Indonesia yang Siap Menggila di Pertemuan Kedua Kontra Burundi, Nomor 1 Bek Naturalisasi!
43 menit lalu -
Kasus Pembunuhan Terungkap Berkat Ocehan Seekor Burung Beo, Kedua Pelaku Dihukum Seumur Hidup
42 menit lalu -
Waskita Beton Precast Lakukan Pembayaran Tahap Pertama kepada Seluruh Kreditur Rp 75,4 Miliar
40 menit lalu -
Drawing Piala Dunia U-20 2023 Batal, FIFA Tetap Cek Stadion I Wayan Dipta
17 menit lalu -
Hayam Wuruk dan Gajah Mada Pernah Bertengkar Gara-Gara Kecantikan Dyah Pitaloka
45 menit lalu -
Polisi Ungkap Ratusan Jamaah Umrah Kena Tipu di Saudi, Terlunta-lunta hingga Tidur di Jalan
45 menit lalu -
Kisah Tragis Gadis 12 Tahun yang Dipaksa Nikahi Pemerkosanya Usai Dirantai dan Disiksa
43 menit lalu -
Bareskrim akan Panggil Wamenkumham Edward Omar dalam Kasus Pelaporan Ketua IPW
47 menit lalu -
Transaksi Janggal Rp349 Triliun di Kemenkeu, Sri Mulyani Ungkap Surat PPATK
47 menit lalu
Transformasi Digital akselerasi sektor perdagangan

JAKARTA (IndoTelko) Percepatan adopsi transformasi digital akan mempertahankan daya saing Indonesia.
Demikian salah satu kesimpulan laporan berjudul "Capturing the growth of Indonesia's digital trade sector" oleh Kearney.
Dalam catatan, nilai barang dagangan bruto di pasar dagang Indonesia dari tahun 2010 hingga 2020 mengalami pertumbuhan yang signifikan sebesar 3,4 persen CAGR, mencapai Rp 2.357 juta. Namun, terdapat permasalahan utama yang menghambat Indonesia dalam memaksimalkan potensi pertumbuhan sektor tersebut. Industri ini masih berpotensi tumbuh dua kali lipat menjadi 7 persen jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti India, Singapura, dan Malaysia.
"Sektor perdagangan Indonesia mencakup berbagai pemain, termasuk sekitar 70 persen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Empat masalah utama memengaruhi mereka: kurangnya akses pembiayaan, operasi bisnis yang tidak efektif, persaingan penjualan dan pemasaran yang ketat, serta adopsi transaksi nontunai yang rendah. Isu-isu ini terkait dengan struktur sektor perdagangan Indonesia. Transformasi digital adalah jawaban yang jelas. Hal ini membuka peluang bagi pelaku sektor perdagangan, khususnya UMKM, untuk meningkatkan produktivitas dengan operasional bisnis yang lebih efektif," kata Principal di Kearney Ishan Nahar.
Sumber pendanaan dan investasi yang memadai sangat penting untuk memacu transformasi digital di sektor perdagangan Indonesia. Pada tahun 2020, investasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sektor perdagangan dibatasi sebesar Rp5 triliun, dan perkiraan tahun 2030 hanya sebesar Rp15 triliun atau setara dengan 0,03 hingga 0,04 persen dari PDB. Investasi TIK rata-rata di negara-negara tetangga regional dan negara-negara terkemuka dengan transformasi digital yang efektif - seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang - adalah 0,25 persen dari PDB.
"Dengan memperluas investasi TIK pada sektor perdagangan untuk mencapai standar tingkat negara-negara tetangga dan terkemuka, pasar e-commerce Indonesia dapat tumbuh sekitar 20 persen CAGR atau mencapai Rp3.729 triliun hingga Rp4.148 triliun," kata Ishan.
Laporan ini mengidentifikasi bahwa terdapat empat hal dan inisiatif yang dapat dilakukan untuk mengalihkan sektor perdagangan Indonesia secara digital:
Mempercepat adopsi layanan digital canggih dalam pelaksanaan operasional para pemain utama di sektor perdagangan
Adopsi digital di sektor perdagangan Indonesia belum merata; adopsi saat ini masih terbatas hanya pada pemain terkemuka. Digitalisasi akan menguntungkan bisnis ritel dengan adanya peningkatan efektivitas operasi bisnis dan peningkatan pengalaman berbelanja para pelanggan. Peluang untuk memperluas pilihan barang, seperti integrasi online-to-offline dan analisis prediktif, masih perlu dimanfaatkan dalam operasi perdagangan di Indonesia.
Memperkuat industri digital dengan platform UMKM yang kuat dan meningkatkan kompetensi digitalnya
Para pelaku super-app Indonesia, seperti Tokopedia dan Bukalapak, sudah mulai membangun platform UMKM. Namun, masih ada peluang untuk meningkatkan platform mereka dengan memperluas cakupan layanan ke seluruh rantai operasi. Selain itu, pelaku super-app akan mendapat manfaat apabila pemerintah membentuk platform UMKM nasional. Pelaku super-app dapat menerima data UMKM yang terintegrasi dari seluruh negeri. Di samping itu, masih ada ruang untuk meningkatkan kompetensi digital di kalangan UMKM dengan pelatihan berkualitas tinggi dan solusi yang disesuaikan.
Memperluas jangkauan pasar para pemain teknologi regional selain kota-kota besar
Perusahaan teknologi Indonesia memiliki peluang besar untuk berekspansi ke kota-kota tier 2-4, sehingga menawarkan akses ke pelanggan yang lebih luas dan menciptakan lebih banyak ruang untuk berkembang. Kota-kota tier 2-4 di Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 230 juta jiwa, jauh lebih besar daripada jumlah penduduk kota tier 1 yang hanya sekitar 40 juta jiwa.
Peningkatan tata kelola, pendanaan, dan lingkungan regulasi yang kondusif
Pemerintah telah menyediakan investasi langsung kepada pemain teknologi tahap awal melalui Startup Inovasi Indonesia. Namun, pemerintah dapat meningkatkan investasi swasta dengan menciptakan lingkungan yang mendukung. Misalnya, memberikan insentif subsidi kepada UMKM untuk mempercepat adopsi solusi digital dan angel investor dengan kredit pajak. Penting juga bagi lembaga pemerintah untuk berkolaborasi dan mengembangkan program digitalisasi terpadu yang memberikan panduan dan pelatihan yang lebih tepat untuk UMKM. Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengimplementasikan berbagai program, seperti UMKM Go dan PaDi UMKM. Yang paling penting, pemerintah perlu segera menyempurnakan kebijakan keamanan data untuk memungkinkan pembagian data yang aman dan mudah antara lembaga dan aplikasi super.
"Untuk mencapai Visi Indonesia 2045, Indonesia harus mengimplementasikan inisiatif nasional yang tepat untuk menyempurnakan struktur sektor perdagangan, terutama dalam meningkatkan UMKM dan layanan pelanggan, memperluas ekosistem sektor perdagangan, serta memperkuat tata kelola, pendanaan, dan lingkungan regulasi. Transformasi digital akan berdampak signifikan terhadap PDB dan mengarah pada pertumbuhan perdagangan digital nasional dalam nilai perdagangan bruto," ujar Ishan.(wn)