-
Di Era Biden, AS Tetap Jadi Jagoan Pasar Minyak Dunia
47 menit lalu -
Toyota Thailand Open: Lapangan 2 Tak Bersahabat dengan Wakil Indonesia Hari Ini
56 menit lalu -
Vaksinasi Covid-19 UEA Melampaui Dua Juta Dosis
43 menit lalu -
Hari Ini, 3 Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi, Berikut Nama-namanya
54 menit lalu -
Hari Ini 3 Jenazah Korban Sriwijaya Air Teridentifikasi, Ada 1 Pramugara
42 menit lalu -
Jangan Remehkan Diare, Bisa Jadi Penyakit Autoimun Loh
35 menit lalu -
Jelang Pelantikan, Presiden Iran Minta Joe Biden Kembali ke Perjanjian Nuklir
40 menit lalu -
Kapten Lechia Gdansk Sandingkan Egy Maulana Vikri dengan Lionel Messi
36 menit lalu -
Bea Cukai Kendari Wujudkan Ekspor Perdana Jambe Mete ke Vietnam
34 menit lalu -
Banjir Bandang Terjang Paniai Timur, 2 Rumah Warga Hanyut
41 menit lalu -
Samsung Galaxy S21 Plus Punya Varian Warna Baru, Begini Penampakannya
28 menit lalu -
Gaya Main Thiago Dapat Kritik Tajam dari Legenda Liverpool
52 menit lalu
Tokoh Agama Austria: Jangan Kaitkan Agama dengan Terorisme

WINA -- Saat rasialisme dan diskriminasi terhadap Muslim di Austria melonjak, ulama di negara Eropa memperingatkan pihak berwenang tidak mengaitkan terorisme dengan agama apa pun. Setelah pelarangan jilbab dan cadar dan pelarangan pendanaan asing untuk kelompok agama, politisi populis meningkatkan retorika anti-Islam sejak seorang pria bersenjata membunuh empat orang di ibu kota Wina.
Kanselir sayap kanan Sebastian Kurz mengumumkan langkah-langkah baru yang akan membuat Islam politik sebagai pelanggaran pidana. Uskup Bernhard Heitz percaya hanya keadilan yang dapat mencegah terorisme dan sentimen anti-Islam akan menjadi kontraproduktif.
"Perwakilan Muslim, seperti perwakilan dari agama lain, telah menjauhkan diri dari serangan baru-baru ini di Paris, Nice, Dresden dan Wina. Retorika sayap kanan dan menoleransi sentimen anti-Islam akan menjadi kontraproduktif," kata Heitz kepada Anadolu Agency.
Imam Ramazan Demir yang telah bekerja dengan Muslim yang dipenjara di seluruh Austria selama bertahun-tahun mengatakan terorisme dan kekerasan tidak dapat dikaitkan dengan agama atau kelompok etnis mana pun. Dia menekankan tindakan kekerasan yang dilakukan atas nama Islam merugikan Muslim.
"Ada seorang Muslim di antara korban serangan teroris di Wina. Teroris tidak membuat perbedaan dalam hal pembunuhan," ujar dia, dilansir Anadolu Agency, Selasa (24/11).
Dia menambahkan kurangnya definisi konsep politik Islam adalah penyebab keprihatinan di antara lebih dari 500 ribu komunitas Muslim di Austria. Rabi Schlomo Hofmeister mengatakan serangan teroris itu merupakan upaya merusak nilai-nilai seperti toleransi, kepercayaan, dan kebersamaan. Dia juga memperingatkan kebingungan atas apa yang disebut "Islam politik" dapat menyebabkan diskriminasi terhadap umat beriman.
"Semua orang memahami sesuatu yang berbeda dari ungkapan "Islam politik" karena belum didefinisikan. Pertama-tama, istilah itu perlu dijelaskan, 'Islam politik' dan Islam sebagai agama harus dibedakan secara jelas," kata dia.
https://www.aa.com.tr/en/europe/do-not-link-religion-with-terror-austrian-clerics-warn/2053095
Berita Terkait
- Belanda akan Perketat Sumbangan Dana Asing ke Masjid
- China Keluarkan Aturan Keagamaan Baru Cegah Ekstremisme
- Kutip Alquran, Mesut Ozil: Balas Islamofobia dengan Kebaikan
- Sebanyak 150 Warga Tebet Dites Cepat Covid, Nihil Reaktif
- Tokoh Agama Austria: Jangan Kaitkan Agama dengan Terorisme