-
Pak Bima Tegaskan tidak Ada Larangan Bagi Perwira Aktif TNI dan Polri jadi Pj Kepala Daerah
31 menit lalu -
Apple Optimistis Target Produksi iPhone Tercapai
46 menit lalu -
Moeldoko Punya 2 Hal Penting yang Sangat Dibutuhkan Indonesia
49 menit lalu -
Sembuh dari Sakit Parah, Kiwil Cuma Boleh Makan Ikan, Kenapa?
29 menit lalu -
IKN Nusantara Rawan Digempur dari Udara, Jenderal Andika Perkasa Bilang Begini
59 menit lalu -
Bahas Konflik Rusia - Ukraina, PP GMKI Lakukan Ini Besok
55 menit lalu -
RI-Inggris Teken Kerja Sama Investasi 3 Sektor Prioritas
55 menit lalu -
Arief Poyuono Sebut Wajar Bank BUMN Beri Pinjaman ke Perusahaan Batu Bara
20 menit lalu -
Banjir Melanda 11 Desa di Kabupaten Probolinggo
50 menit lalu -
Gunungkidul Lockdown, Ternak dari Luar Tak Boleh Masuk
19 menit lalu -
Pas Lagi Sepi, NAS Lakukan Perbuatan Itu Lagi. Korban Berusia 9 Tahun
54 menit lalu -
HET Minyak Goreng di Pasar Tidak Merata, Khofifah Janji Tingkatkan Suplai
55 menit lalu
Tentara Memberontak, Baku Tembak Pecah di Kamp-Kamp Militer Burkina Faso

OUAGADOUGOU - Baku tembak pecah di sejumlah kamp militer di Burkina Faso pada Minggu (23/1/2022) malam setelah tentara yang memberontak menguasai pangkalan militer di Ibu Kota Ouagadougou. Pemerintah Burkina Faso meminta warga untuk tetap tenang dan membantah spekulasi di media sosial bahwa Presiden Roch Kabore telah ditahan dan terjadi pengambilalihan kekuasaan.
BACA JUGA: Serangan Militan di Burkina Faso Tewaskan Lebih dari 160 Warga Sipil
"Kepala negara belum ditahan, tidak ada lembaga negara yang diancam," kata Menteri Pertahanan Jenderal Bathelemy Simpore dalam pidato di televisi sebagaimana dilansir Reuters.
Pemberontakan pecah di Kamp Sangoule Lamizana, di Ougadougou pada Minggu (23/1/2021) sekira pukul 05.00 waktu setempat. Kamp militer tersebut menampung staf umum militer dan penjara bagi para tahanan termasuk tentara yang terlibat dalam upaya kudeta yang gagal pada 2015.
Suara tembakan juga dilaporkan di sebuah kamp militer di Kaya, sekira 100 km utara Ouagadougou. Pemberontakan juga terjadi di kamp militer lain, Baby Sy, di selatan ibu kota, dan di pangkalan udara dekat bandara, kata sumber militer.
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan secara bahwa pembicaraan sedang berlangsung dengan tentara yang memberontak. Sementara juru bicara pemberontak mengatakan bahwa mereka menuntut sumber daya dan pelatihan yang "tepat" bagi tentara dalam memerangi militan yang terkait dengan Al Qaeda dan Negara Islam (IS) serta pengunduran diri tentara dan kepala intelijen.