-
4 Fakta Alphard Milik Sri Mulyani Masuk Apron Bandara Soetta
48 menit lalu -
Shayne Pattynama Pamer Tiket ke Indonesia, Bela Skuad Garuda di Laga Kedua Kontra Burundi?
47 menit lalu -
Roberto Mancini akan Rotasi Skuat Italia Saat Tandang ke Malta
56 menit lalu -
Telah dibuka, preorder Nothing Ear 2 di Erajaya Active Lifestyle
55 menit lalu -
Dirjen Nunuk Suryani Bongkar Fakta Penempatan PPPK 2022, Jangan Gagal Paham
26 menit lalu -
Lima tahun Citarum Harum: Sungai penting yang masih jadi 'kakus raksasa' karena limbah tinja
42 menit lalu -
Hujan Di Mana-Mana, BMKG: Waspada Banjir!
50 menit lalu -
Tuchel Janji Gusur Dortmund
45 menit lalu -
Kim Min-jae Soal Isu ke Tottenham: Itu Omong Kosong!
26 menit lalu -
Sheikh Qatar Setuju Harga MU Rp 112 Triliun
47 menit lalu -
Ibrahimovic Jadi Pemain Tertua
48 menit lalu -
Casemiro Jadi Kapten Baru Timnas Brasil
48 menit lalu
Tak Ada Niat Mengancam atau Menantang Negara Lain, China: Mentalitas Perang Dingin Tidak Populer di Asia Pasifik

BEIJING - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Mao Ning dalam sebuah konferensi pers harian mengatakan bahwa mentalitas Perang Dingin dan konfrontasi blok tidak populer di kawasan Asia-Pasifik.
Pernyataan itu disampaikan Mao sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), di mana kedua pihak tersebut menyatakan kekhawatiran tentang perkembangan kerja sama militer China-Rusia.
Dikutip Antara, Mao mengatakan China berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia.
Dia juga mengatakan bahwa China tidak terlibat dalam kompetisi geopolitik dan tidak memiliki niat untuk menantang atau mengancam negara mana pun.
BACA JUGA: Mata-Mata Perang Dingin Paling Terkenal Dibebaskan Usai Dipenjara Selama 20 Tahun di AS
Pada kesempatan itu, Mao pun menanggapi pertanyaan terkait pernyataan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg tentang ancaman keamanan dari China.
"Saat mengunjungi Korea Selatan dan Jepang, Sekjen NATO itu selalu merujuk kepada China, dengan sengaja menyebarkan apa yang disebut 'ancaman China' dan menabur perselisihan antarnegara di kawasan dengan garis ideologis," terangnya mengomentari pernyataan Stoltenberg.