-
Hasil BG Pathum United vs Johor Darul Tazim di Liga Champions Asia 2023-2024: Jordi Amat Beri Assist, Southern Tigers Menang 4-2!
37 menit lalu -
Pak Jokowi Jangan Harap Jadi Ketum PDIP Kini, Ini Sudah Kehendak Arus Bawah
49 menit lalu -
Seorang Pria Membawa Goni Diikat Warga Saat Ketahuan Masuk Rumah
38 menit lalu -
Dubes Rosan Terpukau Menyaksikan Miniatur Indonesia di World Culture Festival 2023
30 menit lalu -
Lionel Messi Ternyata Pernah Penasaran dengan Performa Cristiano Ronaldo
49 menit lalu -
Habiskan Malam di Bandung, Ganjar Pranowo Dapat Sambutan Luar Biasa dari Masyarakat
52 menit lalu -
Pemerintah Beri Dana Insentif Bagi Pemda yang Dianggap Mampu Kendalikan Inflasi
39 menit lalu -
Santri & Jemaah Majelis Taklim Al Irsyad Dapat Fasilitas MCK dari Sukarelawan Ganjar
29 menit lalu -
Pemkot Depok Akan Gelar Salat Minta Hujan Besok Imbas Kemarau Berkepanjangan
35 menit lalu -
Saat Ganjar Disambut Antusias oleh Mahasiswa Unpas
42 menit lalu -
Ketika Membina Hubungan Asmara, 4 Hal Tidak Boleh Dinegosiasikan
37 menit lalu -
POBSI Pool Circuit 2023 Seri V: Jadi Favorit Juara, Ini Keunggulan Andri dan Ismail Kadir
52 menit lalu
Sri Mulyani Ungkap Fakta Mengejutkan soal Utang Indonesia, Beda dengan Amerika!
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan soal rasio utang Indonesia dalam Rapat Kerja Banggar DPR RI dengan pemerintah siang ini. Menurutnya, semua negara mengalami kenaikan rasio utang saat pandemi terjadi sebagai konsekuensi dari defisit yang melebar.
"Kebijakan APBN Indonesia, fiskal kita mendorong ekonomi dan termasuk tools untuk penggunaan utang. Semua negara tadi menggunakan defisit, alias menggunakan utang dalam rangka menahan shock atau guncangan," ujar Sri, Selasa (30/5/2023).
Namun efektivitas dari penggunaan fiskal termasuk utang bisa dilihat. Kenaikan utang dibandingkan dengan kenaikan PDB nominal disebabkan karena pemerintah mampu mendorong melalui defisit fiskal.
"Untuk USD206,5 miliar utang, kita lihat Indonesia mampu menaikkan nominal PDB ke USD276,1 miliar. Ini berarti kita menghasilkan USD1,68 tambahan PDB yang dihasilkan per 1 dolar tambahan utang," ungkap Sri.
Rasio utang Vietnam dinilai cukup efektif, naik USD18,2 miliar dan kenaikan PDB-nya sangat tinggi, karena FDI capital inflow, investasi yang ke luar dari China masuk ke Vietnam luar biasa besar hingga USD102 miliar. Sehingga, Vietnam berhasil mendapatkan tambahan PDB sebesar 5,61 dolar per 1 dolar tambahan utang.
"Namun, ini adalah dua negara yang cukup exceptional, karena kenaikan dari utang pemerintah menyebabkan kenaikan nominal PDB lebih besar dari kenaikan utangnya. Kita bandingkan beberapa negara emerging yang comparable dengan Indonesia, dan bahkan negara maju," ungkap Sri.
Dia mencontohkan India, kenaikan utang pemerintah USD932,4 miliar, hampir USD1 triliun. Sementara kenaikan nominal PDB-nya hanya USD683,5 miliar. Artinya untuk India, satu dolar utangnya menghasilkan 0,73 dolar dari nominal PDBnya.