-
Belum Ada Bukti Ilmiah BPA Pada Air Galon Kemasan Polikarbonat Pengaruhi Metabolisme Tubuh
57 menit lalu -
Bayi Lak-Laki Baru Lahir Diduga Dibuang, Diletakkan Depan Panti Asuhan Surabaya
53 menit lalu -
Zulhas Sebut Ada Penambahan Jumlah Menteri di Pemerintahan Prabowo
40 menit lalu -
Puan: Segera Berikan Bantuan Kepada Warga Terdampak Kemarau Panjang
50 menit lalu -
Disbud Badung Gelar Utsawa Dharmagita 2024
44 menit lalu -
Bali United Bermain Standar Kontra Arema FC, Statistiknya Biasa-biasa Saja, Duh
37 menit lalu -
Pemkab Bogor Rancang Konsep Besar Pengembangan Geopark Halimun Salak Bersama Akademisi
31 menit lalu -
Polres Blitar Berhentikan Truk Mencurigakan, Sita 6.307 Botol Arak Bali
28 menit lalu -
Tingkatkan Layanan di Jateng, BTN Perluas Jaringan di Lingkungan Kampus
28 menit lalu -
Persib vs PSM: Pangeran Biru Kembali Berbagi Poin, Bojan Hodak Ungkap Penyebabnya
30 menit lalu -
Residivis, Warga Jalan Angkola Siantar Terancam 7 Tahun di Simalungun
24 menit lalu -
KAI Logistik Catat Angkutan Limbah B3 Naik Jadi 1.500 Ton
39 menit lalu
Sri Mulyani Ungkap Fakta Mengejutkan soal Utang Indonesia, Beda dengan Amerika!
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan soal rasio utang Indonesia dalam Rapat Kerja Banggar DPR RI dengan pemerintah siang ini. Menurutnya, semua negara mengalami kenaikan rasio utang saat pandemi terjadi sebagai konsekuensi dari defisit yang melebar.
"Kebijakan APBN Indonesia, fiskal kita mendorong ekonomi dan termasuk tools untuk penggunaan utang. Semua negara tadi menggunakan defisit, alias menggunakan utang dalam rangka menahan shock atau guncangan," ujar Sri, Selasa (30/5/2023).
Namun efektivitas dari penggunaan fiskal termasuk utang bisa dilihat. Kenaikan utang dibandingkan dengan kenaikan PDB nominal disebabkan karena pemerintah mampu mendorong melalui defisit fiskal.
"Untuk USD206,5 miliar utang, kita lihat Indonesia mampu menaikkan nominal PDB ke USD276,1 miliar. Ini berarti kita menghasilkan USD1,68 tambahan PDB yang dihasilkan per 1 dolar tambahan utang," ungkap Sri.
Rasio utang Vietnam dinilai cukup efektif, naik USD18,2 miliar dan kenaikan PDB-nya sangat tinggi, karena FDI capital inflow, investasi yang ke luar dari China masuk ke Vietnam luar biasa besar hingga USD102 miliar. Sehingga, Vietnam berhasil mendapatkan tambahan PDB sebesar 5,61 dolar per 1 dolar tambahan utang.
"Namun, ini adalah dua negara yang cukup exceptional, karena kenaikan dari utang pemerintah menyebabkan kenaikan nominal PDB lebih besar dari kenaikan utangnya. Kita bandingkan beberapa negara emerging yang comparable dengan Indonesia, dan bahkan negara maju," ungkap Sri.
Dia mencontohkan India, kenaikan utang pemerintah USD932,4 miliar, hampir USD1 triliun. Sementara kenaikan nominal PDB-nya hanya USD683,5 miliar. Artinya untuk India, satu dolar utangnya menghasilkan 0,73 dolar dari nominal PDBnya.