-
Wajah Berubah Makin Cantik Setelah Bengkak, Via Vallen Operasi Plastik?
21 jam lalu -
Selamat Tinggal Boba, Ini 5 Tren Kuliner yang Bakal Hits di 2020
20 jam lalu -
Bermodalkan Botol Bekas, Pria ini Buat Pelindung Drone Unik
19 jam lalu -
Film Anyar James Bond Rilis Trailer, Akankah Lampaui Kesuksesan Skyfall?
20 jam lalu -
Digerebek di Klub Malam, Model Cantik Ini Ngamuk Ogah Tes Urine: Kenapa yang Lain Nggak?
21 jam lalu -
Yayasan AHM Bikin Lomba Film pendek, Ehh Ada Game Untuk Smartphone Juga Lho!
22 jam lalu -
Yamaha Xabre Bakal Disuntik Mati, Lho Kenapa?
18 jam lalu -
Tekiro Ikut Pameran Indonesia Manufacturing 2019, Ada Promo Apa Saja?
16 jam lalu -
Eks Pebalap Nascar Pecahkan Rekor Dunia Bangun Trek Hot Wheels Terpanjang
18 jam lalu -
Era Digital, Toyota Luncurkan Layanan Berbasis Aplikasi
15 jam lalu -
Berkendara Sambil Merokok Bisa Didenda Rp 750 Ribu
15 jam lalu -
30 Jaguar Ditemukan Naas Dalam Garasi Beratap Kaca
13 jam lalu
0
Siswa SMP Nyaris Tak Naik Kelas

Karena dia sempat terlibat tawuran. Namun Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali menjamin kelakuan anak itu kepada pihak sekolah. Melalui upaya advokasi yang digelar akhir pekan lalu, Desta akhirnya bisa naik kelas 9.
Komisioner KPPAD Bali Kadek Ariasa menyatakan, Desta asal Karangasem, tinggal di Banjar Tegaltamu, Desa Batubulan. Dia sebagai biang perkelahian antar pelajar yang menyebabkan hampir terjadi tawuran antar siswa dari dua sekolah. "Dia sempat memukul temannya hingga diproses di Polsek Sukawati, tapi didamaikan. Intinya pihak sekolah ragu menaikkan kelas, takut berulah lagi sehingga diminta KPPAD sebagai penjamin," jelasnya, Minggu (23/6).
Melalui upaya advokasi tersebut, Kadek Ariasa sendiri telah menandatangani surat pernyataan demi si anak tersebut bisa naik kelas. "Yang kami butuhkan di masyarakat adalah bukan hanya menyalahkan anak yang bermasalah. Terlebih dari keluarga yang keterbatasan. Tapi mencari solusi yang lebih konkrit dan komitmen membina dan mencari peluang lebih banyak solusi," jelasnya.
Kata dia, anak yang dulu pernah bandel itu perlu orangtua asuh dan wadah kreativitas. "Dia tidak bisa dibiarkan berubah sendiri. Sama seperti kasus perempuan berkelahi dulu sampai viral. Banyak yang sibuk menghujat, tapi tidak peduli padahal itu belum sepenuhnya tuntas," jelasnya.
KPPAD juga telah mengetuk hati tokoh masyarakat dan pengusaha di Batubulan termasuk Kelian Dinas Tegaltamu. "Supaya berkenan memfasilitasi masa depan keluarga tersebut, khususnya si Desta dan adiknya yang masih balita," jelasnya. Kata dia, ada banyak cara memfasilitasi untuk pertumbuhan si anak. "Dulu tiyang (saya, Red) sudah belikakan gitar bolong agar si Desta ada kegiatan tidak keluyuran karena tidak ada kesibukan positif," jelasnya.
Dia mengaku, selain Desta, masih banyak terdapat anak-anak seperti dia. Tentunya harus difasilitasi oleh berbagai pihak khususnya desa dinas yang memiliki dana APBDes cukup melimpah. ''Gimana Pemkab Gianyar bisa mengarahkan pihak desa yang belum optimal membuat program kegiatan untuk perlindungan anak," harapnya. *nvi
Komisioner KPPAD Bali Kadek Ariasa menyatakan, Desta asal Karangasem, tinggal di Banjar Tegaltamu, Desa Batubulan. Dia sebagai biang perkelahian antar pelajar yang menyebabkan hampir terjadi tawuran antar siswa dari dua sekolah. "Dia sempat memukul temannya hingga diproses di Polsek Sukawati, tapi didamaikan. Intinya pihak sekolah ragu menaikkan kelas, takut berulah lagi sehingga diminta KPPAD sebagai penjamin," jelasnya, Minggu (23/6).
Melalui upaya advokasi tersebut, Kadek Ariasa sendiri telah menandatangani surat pernyataan demi si anak tersebut bisa naik kelas. "Yang kami butuhkan di masyarakat adalah bukan hanya menyalahkan anak yang bermasalah. Terlebih dari keluarga yang keterbatasan. Tapi mencari solusi yang lebih konkrit dan komitmen membina dan mencari peluang lebih banyak solusi," jelasnya.
Kata dia, anak yang dulu pernah bandel itu perlu orangtua asuh dan wadah kreativitas. "Dia tidak bisa dibiarkan berubah sendiri. Sama seperti kasus perempuan berkelahi dulu sampai viral. Banyak yang sibuk menghujat, tapi tidak peduli padahal itu belum sepenuhnya tuntas," jelasnya.
KPPAD juga telah mengetuk hati tokoh masyarakat dan pengusaha di Batubulan termasuk Kelian Dinas Tegaltamu. "Supaya berkenan memfasilitasi masa depan keluarga tersebut, khususnya si Desta dan adiknya yang masih balita," jelasnya. Kata dia, ada banyak cara memfasilitasi untuk pertumbuhan si anak. "Dulu tiyang (saya, Red) sudah belikakan gitar bolong agar si Desta ada kegiatan tidak keluyuran karena tidak ada kesibukan positif," jelasnya.
Dia mengaku, selain Desta, masih banyak terdapat anak-anak seperti dia. Tentunya harus difasilitasi oleh berbagai pihak khususnya desa dinas yang memiliki dana APBDes cukup melimpah. ''Gimana Pemkab Gianyar bisa mengarahkan pihak desa yang belum optimal membuat program kegiatan untuk perlindungan anak," harapnya. *nvi
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali