-
Sekda Lepas Kontingen Kota Gunungsitoli Untuk Pesparani Katolik Sumatera Utara II Tahun 2023
16 menit lalu -
Perguruan Tinggi di Lampung Masuk Salah Satu Kampus Terbaik Versi THE WUR 2024
39 menit lalu -
Pilpres 2024, PPP Minta Ganjar Pranowo Gerak Cepat Mendengar Aspirasi Rakyat
28 menit lalu -
Imigrasi Buru Bule Telanjang di Pura
57 menit lalu -
Pelatihan Pengolahan Pisang (Tepung, Dodol, Kripik) Di Kota Gunungsitoli
16 menit lalu -
ACE-YS Ajak 130 Anak Muda Asia Ikuti Program Creative Catalyst
37 menit lalu -
Melani Leimena Raih Penghargaan Sebagai Legislator Peduli Pemberdayaan Perempuan dan UMKM
36 menit lalu -
Hilang Usai Dikabarkan Jadi Tersangka, Wamentan Cari Keberadaan Menteri Syahrul
34 menit lalu -
DPR Apresiasi Langkah Menteri Bahlil Tangani Masalah Rempang
53 menit lalu -
Ganjar Creasi Fasilitasi Milenial Probolinggo Kompetisi Balap Tamiya
43 menit lalu -
Ganjar Disambut Hangat di Museum I Nyoman Nuarta, Diberi Tahu Detail Kantor Kepresidenan IKN
53 menit lalu -
Dinilai Punya Karya dan Eksistensi, Gibran Rakabuming Diminta Maju Jadi Cawapres 2024
59 menit lalu
0
Siswa SDN 12 Jimbaran Panen Eco Enzyme

Kepala Sekolah SDN 12 Jimbaran, I Wayan Suyasa menerangkan cairan multifungsi itu dibuat oleh siswa siswi kelas V dan kelas VI. Hal itu bertujuan untuk mewujudkan misi sekolah yakni kegiatan peduli terhadap lingkungan.
"Jadi, bagaimana siswa bisa meningkatkan nilai gotong royong itu. Karena pembuatan eco enzyme ini melibatkan unsur siswa, guru, dan juga orangtua," terang Wayan Suyasa saat ditemui di lokasi pada Rabu (7/6/2023) pagi.
"Jadi, bagaimana siswa bisa meningkatkan nilai gotong royong itu. Karena pembuatan eco enzyme ini melibatkan unsur siswa, guru, dan juga orangtua," terang Wayan Suyasa saat ditemui di lokasi pada Rabu (7/6/2023) pagi.
Suyasa juga mengungkapkan, ini merupakan kali kedua anak didiknya membuat eco enzyme. Bedanya kali ini siswa siswinya memanen 10 liter eco enzyme.
Nantinya hasil pembuatan itu akan digunakan pupuk untuk tanaman di kebun sekolah dan dibawa pulang oleh para siswa.
"Kalau ada hasil eco enzyme yang gagal kami minta para siswa untuk jujur, karena pembuatan eco enzyme ini untuk mereka berproses dan mereka harus mengungkapkan hasil kesalahan itu," tuturnya.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, eiswi kelas VI, Anak Agung Dara Kalvika Sari Agustin menceritakan tidak ada kendala ataupun kesulitan dalam pembuatan eco enzyme.
Berbekal pengetahuan melalui internet dan bantuan para guru, ia mampu menyelesaikan tahap demi tahap pembuatan eco enzyme.
"Saya rasa tidak ada kesulitan selama proses pembuatan dan dalam proses pembuatan kami juga juga saling bantu sama teman-teman yang lain," tuturnya.
Ditanya soal proses pembuatan, Dara pun terdengar lancar menjelaskannya. Tanpa banyak jeda, ia mengungkapkan satu persatu langkah pembuatan eco enzyme.
"Pertama air dimasukkan ke dalam jerigen, lalu kulit buah dan sayur dicuci bersih dan dipotong kecil-kecil. Lalu masukkan tiga atau seperempat gula merah yang telah dicairkan ke jerigen. Kemudian, diamkan selama 3 hingga 4 bulan, lalu siap untuk dipanen," jelasnya.
Rekannya yang lain, Komang Ayu Elys Diah Marcia menjelaskan bahan apa saja yang sering mereka gunakan. Bahan pembuatan eco enzyme pun ia terangkan seperti kulit buah jeruk, pisang, semangka, dan sayur hijau. Bahan-bahan itu mereka dapatkan dari sisa makanan di rumah mereka.
"Kami paling banyak bawa kulit jeruk. Kalau manfaat eco enzyme ini sebagai pupuk dan penyubur tanaman," tuturnya.
Tak hanya diimplementasikan di sekolah saja, Dara dan Elys mengaku mereka menerapkannya di rumah.
Berdasarkan praktik yang telah dilakukan di sekolah, mereka pun membuat eco enzyme di rumah masing-masing.
"Iya kami juga buat di rumah, supaya tanaman di rumah subur juga," pungkasnya. *ris
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali