-
Mengupas Peluang Duet Ganjar Pranowo dan Prabowo di Pilpres 2024
53 menit lalu -
Breaking News: Timnas Thailand U-24 Tersingkir dari Asian Games 2023 Secara Memalukan!
53 menit lalu -
Alasan Pengusaha Jamu Lebih Pilih Ekspor Barang Mentah Dibanding Produk Jadi
50 menit lalu -
Larangan Medsos Jadi Tempat Berdagang, Mendag Zulhas: Pedagang UMKM Bernapas Lega
57 menit lalu -
Survei Sebut Elektabilitas Bakal Calon Presiden Anies Baswedan Naik Tipis
46 menit lalu -
Derma Express: Membawa Kecantikan Lebih Terjangkau ke Bali
37 menit lalu -
Ramai Diisukan Bakal Digantikan Xabi Alonso, Carlo Ancelotti Pilih Fokus Tatap Laga Real Madrid vs Las Palmas
51 menit lalu -
Dijanjikan Kerja, ABG Cantik Ini Dijual Pasutri untuk Open BO Lewat MiChat
25 menit lalu -
Diskon Tarif Tol Krian-Gresik Diperpanjang hingga 2024
57 menit lalu -
Gagalkan Peredaran 55 Ribu Pil Ekstasi di Gunung Sahari, Polisi Tangkap 1 Tersangka
34 menit lalu -
Polisi Peminta Uang Jalan ke Korban Begal di Bandung, Diberikan Sanksi Disiplin!
32 menit lalu -
Kontribusi Terhadap Pendapatan Negara, SIG Raih Penghargaan di Ajang Prominent Awards 2023
26 menit lalu
Siap-Siap! El Nino Telah Dimulai di Samudra Pasifik, 2024 Diperkirakan Jadi Tahun Terpanas di Dunia
NEW YORK - Peristiwa cuaca alami yang dikenal sebagai El Nino telah dimulai di Samudra Pasifik, kemungkinan menambah panas ke planet yang sudah menghangat di bawah perubahan iklim.
Ilmuwan Amerika Serikat (AS) mengkonfirmasi bahwa El Nino telah dimulai. Para ahli mengatakan 2024 kemungkinan akan menjadi tahun terpanas di dunia.
Mereka khawatir itu akan membantu mendorong dunia melewati tonggak penting pemanasan 1,5C.
Kondisi ini juga akan mempengaruhi cuaca dunia, berpotensi membawa kekeringan ke Australia, lebih banyak hujan ke AS bagian selatan, dan melemahkan musim hujan di India.
Peristiwa tersebut kemungkinan besar akan berlangsung hingga musim semi berikutnya, setelah itu dampaknya akan surut.
Selama berbulan-bulan, para peneliti semakin yakin bahwa peristiwa El Nino akan muncul di Samudera Pasifik.
"Ini meningkat sekarang, ada tanda-tanda dalam prediksi kami selama beberapa bulan, tetapi tampaknya akan mencapai puncaknya pada akhir tahun ini dalam hal intensitasnya," kata Adam Scaife, kepala prediksi jarak jauh di Kantor Met Inggris, dikutip BBC.