-
Lagi, Layanan Signal Sempat Error karena Kebanjiran Pengguna Baru
53 menit lalu -
Sebaran 11.287 Kasus Positif Covid-19 di 34 Provinsi, DKI Tertinggi
54 menit lalu -
Begini Perbedaan Vaksin Sinovac Made in China dan Bikinan Bio Farma
39 menit lalu -
Greysia Polii pun Menangis di Pelukan Apriyani Rahayu Usai Final Yonex Thailand Open
34 menit lalu -
iNews Sore" Live di iNews dan RCTI+ Minggu Pukul 16.00: Semeru Erupsi, Manakarra Gempa Bumi
39 menit lalu -
Persib Bandung Usul Liga 1 2021 Dimulai Agustus Mendatang
28 menit lalu -
Lagi, 88 Santri di Cilacap Terjangkit Covid-19
54 menit lalu -
Jadwal Final Piala Super Spanyol Barcelona vs Bilbao : Peluang Trofi Perdana
43 menit lalu -
Beberapa Makanan yang Bisa Membuat Payudara Sehat dan Kencang
44 menit lalu -
Helikopter AU Jatuh Tewaskan 7 Orang Diduga Akibat Kerusakan Mesin
36 menit lalu -
Hasil Thailand Open 2021 : Greysia Polii / Apriyani Rahayu Juara
29 menit lalu -
Mengenal Pneumonia, Penyakit yang Diderita Farida Pasha Sebelum Wafat karena Covid-19
28 menit lalu
Seribu Janji Saudara Tua Garap Kendaraan Listrik

Jakarta - Indonesia dan Jepang terus menjalin kerja sama dalam upaya pengembangan industri otomotif, termasuk mendorong percepatan produksi kendaraan yang ramah lingkungan.
Langkah strategis ini diwujudkan melalui sinergi antara Kementerian Perindustrian RI dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Perindustrian (Ministry of Economy, Trade and Industry/METI) Jepang.
"Mereka memberikan gambaran tentang pengembangan industri kendaraan listrik. Adapun yang kami bahas, antara lain mengenai kebijakan pengembangan industri otomotif kedua negara," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin RI Harjanto lewat keterangan pers di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Selain itu, lanjutnya, tren dan aktivitas penggunaan kendaraan listrik serta pengembangan baterai di dunia pada acara The 2nd Indonesia-Japan Automotive Dialogue di Bali.
Harjanto menjelaskan, pelaksanaan kegiatan tersebut guna saling berbagi pengetahuan dan pengalaman mengenai standardisasi dan regulasi teknis yang diimplementasikan di kedua negara. Salah satunya adalah pemanfaatan energi baru terbarukan (biofuel).
"Kami juga mendapatkan input dari mereka khususnya untuk implementasi B30. Misalnya, mereka memberikan masukan tentang bagaimana mendapatkan fuel yang berkualitas lebih baik. Contohnya, campuran Fatty Acid Methyl Ester (FAME)-nya itu ada proses lanjutan, sehingga akan menghasilkan proses hydrogenated vegetable oil," ujarnya.
Bahkan, menurut Harjanto, kedua belah pihak membicarakan terkait perkembangan investasi dan insentif untuk pengembangan industri kendaraan listrik. Apalagi, Indonesia - Jepang telah lama menjadi mitra strategis dalam menjalin kerja sama ekonomi.
Di sektor alat transportasi, Jepang merupakan investor terbesar di Indonesia sampai dengan triwulan III tahun 2019, dengan nilai sebesar Rp7,46 Triliun.
Di sektor otomotif, Jepang juga adalah salah satu kisah sukses dari para investor yang ingin terus menanamkan modalnya di Tanah Air, di mana produsen otomotif jepang skala global telah menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.
"Kami sampaikan, pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 55 tahun 2019 dan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2019, yang bertujuan mengakselerasi pengembangan kendaraan listrik. Kami jelaskan secara komprehensif kepada mereka, sehingga bisa mendapatkan pemahaman yang jelas," paparnya.
Harjanto menambahkan, guna menarik investor dalam pengembangan kendaraan listrik ini, Pemerintah Indonesia akan memfasilitasi pemberian insentif fiskal seperti tax holiday.
"Di antaranya kami fokus membidik investasi untuk pembuatan baterai, electric motor, dan power control unit, yang menjadi tiga komponen utamanya. Insentif tersebut diberikan sepanjang investasi mereka sekitar 50 juta dolar AS atau mereka melakukan proses industrialisasi di dalam negeri," imbuhnya. [tar]