-
Awasi Penerapan UMK 2023 dengan Pola Pelaporan, Disperinaker Libatkan Serikat Pekerja
43 menit lalu -
Telkomsel gelar Enterprise Solution Day 2023
26 menit lalu -
Alexandre Polking Ungkap Target Thailand di Piala WAFF 2023
26 menit lalu -
Pemkot Denpasar-Mossel Bay Afsel Teken MoU Sister City
26 menit lalu -
Bom bunuh diri di masjid Pakistan: Siapa yang berada di balik serangan mematikan itu?
53 menit lalu -
5 Alasan Shin Tae-yong Bakal Bawa Timnas Indonesia U-20 Berjaya di Piala Asia U-20 2023, Nomor 1 Ajang Pembuktian!
20 menit lalu -
STP genjot budidaya ikan dan udang dengan teknologi
57 menit lalu -
Selain Pariwisata, Sektor Manufaktur Jadi Peluang Pekerja Migran Bali
27 menit lalu -
Prakiraan Cuaca Bali Rabu 1 Februari 2023: BMKG Rilis Peringatan Dini, Waspada
19 menit lalu -
Vaksinasi Booster PMK Sasar 50 Ribu Populasi Hewan Rentan
42 menit lalu -
Harga Emas Dunia Meroket, Dekati Level Tertinggi
41 menit lalu -
Harga Minyak Dunia Galau, Ini Biang Keroknya
37 menit lalu
0
Sepakat Bangkitkan Lagi Pariwisata, RI dan 3 Negara ASEAN Gelar Pertemuan

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika memimpin Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) BIMP-EAGA ke-25 Tahun 2022 Retreat yang digelar di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (25/11).
"Saya senang akhirnya kita bisa bertemu langsung untuk mendiskusikan hal-hal penting yang akan memajukan kerja sama BIMP-EAGA," ucap Menko Airlangga seperti dilansir liputan6.com.
Terdapat dua agenda utama yang dibahas dalam Ministerial Retreat yaitu percepatan kerja sama BIMP-EAGA termasuk penyusunan Visi Pasca 2025 dan penguatan Sekretariat BIMP-EAGA Facilitation Centre (FC). Terkait hal ini, Menko Airlangga menyampaikan tiga poin penting.
Pertama, melipatgandakan upaya untuk merencanakan dan melaksanakan proyek-proyek konkret. Langkah-langkah yang dapat dilaksanakan antara lain adalah perumusan proyek secara konvergen dan bottom-up, kolaborasi proyek untuk menguatkan rantai pasok regional, serta upaya reskilling dan upskilling dari pelaku usaha.
Poin kedua adalah revitalisasi konektivitas melalui pembukaan kembali atau membuat rute baru untuk mendukung perdagangan dan pariwisata.
"Pembangunan kembali sektor pariwisata menjadi prioritas, berkembang menjadi tangguh dan berkelanjutan," ungkap Menko Airlangga.
Kemudian, poin ketiga yakni belajar dari G20 tentang percepatan transisi dan ketahanan energi di subkawasan, termasuk dalam mengembangkan model bisnis potensial untuk masa depan.
Para Menteri dari empat negara yang hadir menegaskan bahwa kerja sama subkawasan tetap menjadi kunci untuk memastikan pembangunan regional yang berkelanjutan dan inklusif.
Untuk itu, BIMP-EAGA harus dapat beradaptasi dan gesit di tengah munculnya megatren seperti gangguan teknologi, perubahan iklim, maupun krisis multidimensi yang akan terjadi.
Belajar dari hasil Mid-Term Review (MTR) Vision 2025, BIMP-EAGA perlu menyusun Visi Pasca 2025 dengan elemen-elemen yang lebih komprehensif. Hal ini diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan yang akan terjadi.
"Mengatasi tantangan ini akan membuka peluang bagi BIMP-EAGA untuk memaksimalkan kerja sama regional yang lebih luas, seperti RCEP dan IPEF, sebagai bagian dari agenda integrasi regional," ujar Menko Airlangga. *
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali