-
Klub Malaysia Pikir-Pikir Usai Disuruh Bayar Transfer Pemain Indonesia
59 menit lalu -
Perjuangan Mantan Pelatih Persis Solo Bertahan di Tengah Pandemi: Jualan Beras, Soto, hingga Kerja Bangunan
54 menit lalu -
Serapan Anggaran Kementan 2020 Capai 95%, Ini Rinciannya
50 menit lalu -
Gerakan Wakaf di Era Modern, Bisa Kendaraan hingga Surat Berharga
47 menit lalu -
VIDEO: Kunci Kesuksesan Bruno Fernandes Bisa Antarkan Manchester United Singkirkan Liverpool dari Piala FA
56 menit lalu -
Sri Mulyani: Dewan Pengawas SWF Indonesia Bisa Menjabat 5 Tahun
45 menit lalu -
Ketua Relawan Projomin Rasis, Wasekjen Gerindra: Saya Mengecam, Tak Boleh Ada Ruang Rasisme
44 menit lalu -
Terungkap, Ada Calon Hakim Agung 'Lobi' Anggota DPR Jelang Uji Kelayakan
54 menit lalu -
Bangga UGM Bikin Alat Deteksi Covid-19, Airlangga: Pemerintah Dukung Inovasi!
48 menit lalu -
Mendisinfeksi Sikat Gigi Bisa Melindungi Anda dari Covid-19
53 menit lalu -
Juan Cuadrado Pemain Terbaik dalam Laga Juventus vs Bologna
48 menit lalu -
DPR Minta Perbaikan Teknis Karantina WNI dari Luar Negeri
39 menit lalu
Satu Keluarga Tewas Dibantai, MUI Sulteng Minta Masyarakat Tak Terprovokasi

PALU - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Tengah menyampaikan belasungkawa dan prihatin atas peristiwa pembantaian yang menewaskan satu keluarga. Perbuatan kejam itu diduga dilakukan kelompok teroris mengatasnamakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), di Dusun Torpedo, Desa Lemba Tongoa, Kabupaten Sigi, Jumat (27/11).
"Mari bersama melawan kekerasan dan aksi teror sebagai musuh kemanusiaan, sekaligus meredam suasana agar dapat tetap menjaga kerukunan umat beragama,"kata Ketua MUI Sulteng Habib Ali bin Muhammad Aljufri di Kota Palu, Sabtu (28/11/2020).
Dia meminta masyarakat untuk menahan diri agar tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang sengaja ingin membenturkan dan mengadu domba masyarakat.
Masyarakat juga diminta tidak menyebarkan foto maupun video keluarga yang dibantai tersebut untuk menjaga perasaan anggota keluarga korban.
"Cara melakukan deradikalisasi yakni dengan meluruskan benih-benih paham yang saat ini sudah tersemai dan melekat di hati para teroris, dengan melalui pendekatan budaya, pemahaman ajaran agama yang benar, serta memberikan pekerjaan dan penegakan hukum dengan prinsip semua sama di depan hukum," ujarnya.
Sekretaris MUI Suteng Sofyan Bachmid menilai tindakan tersebut di luar nalar akal sehat dan sudah sangat melampaui batas nilai kemanusiaan.
Baca juga: Anggota DPR Minta Polri Gerak Cepat Usut Kasus Pembunuhan Satu Keluarga di Sulteng
Karenanya, atas dalih apa pun, aksi itu tidak dibenarkan karena bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan Pancasila.
"Tidak semestinya hal semacam itu dikaitkan dengan motif agama. Ada sejumlah faktor lain seperti ekonomi sampai dengan hukum yang berpotensi membuat orang mau untuk melakukan tindakan tersebut," ucapnya.
Oleh sebab itu, dia meminta seluruh lapisan masyarakat agar tidak cepat menyimpulkan peristiwa itu akibat pemahaman agama yang salah.
"Ini sifatnya multidimensi. Kalau orang diperlakukan tidak adil atau hak asasinya diinjak-injak, tentu akan marah, emosi," terangnya.