-
Sukawati Heboh, Mahasiswa Ditemukan Gantung Diri
46 menit lalu -
DPO Curanmor di Malang Dibekuk Polisi Saat Berdagang Buah, Buron Sejak 2021
54 menit lalu -
Program Uang Kaget, Hary Tanoe: Makin Banyak yang Peduli Indonesia Cepat Lebih Maju
30 menit lalu -
Kabupaten Puncak Daerah Rawan, Intelektual Muda Papua Minta Pj Bupati Putra Daerah
41 menit lalu -
Jokowi: Mestinya Tiktok Sosial Media, Bukan Ekonomi Media
51 menit lalu -
Ibu Negara Sosialisasi Moderat di Bali, Pelajar Semringah Peroleh Sepeda & Ipad
59 menit lalu -
Tersambung Tol, Balikpapan-IKN Cuma 30 Menit
39 menit lalu -
Ganjar Pranowo Sosok Pemimpin Tepat Buat Indonesia, Kata Ulama dan Kiai
42 menit lalu -
Kecelakaan Beruntun di Jalur Pantura Situbondo, 2 Orang Tewas
29 menit lalu -
Hary Tanoe Bagikan Pesan Donald Trump untuk Presiden Jokowi
29 menit lalu -
Ziva Magnolya Sudah Punya Pacar? Begini Faktanya
54 menit lalu -
Tren Positif Arema FC di Bali Terhenti, Persebaya Bikin Singo Edan Mati Kutu
34 menit lalu
Rusia Sebut Serangan Drone ke Moskow Tindakan Teroris, Ukraina Bantah Terlibat
MOSKOW - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menegaskan klaim Kremlin bahwa "rezim Kyiv" berada di balik serangan drone di Moskow dan sekitarnya pada pagi yang sama." Dalam pertemuan dengan pejabat-pejabat pertahanan, ia menggambarkan serangan itu sebagai "aksi teroris". Ukraina membantah melakukan serangan.
Dia juga menyampaikan klaim sebelumnya yang dibuat oleh kementeriannya dalam pernyataan online pada Selasa (30/5/2023), bahwa lima dari delapan drone yang menargetkan ibu kota Rusia dan sekitarnya telah ditembak jatuh. Sistem tiga drone lainnya berhasil dibuat macet sehingga menyimpang dari jalur sasaran.
"Pagi ini, rezim Kyiv melakukan aksi teror di wilayah Moskow terhadap - izinkan saya menekankannya - sasaran sipil. Serangan itu melibatkan delapan drone. Semuanya hancur," terangnya, dikutip VOA.
Shoigu juga mengatakan, tanpa memberi bukti, bahwa serangan Rusia baru-baru ini terhadap Ukraina menghantam sistem Patriot yang dipasok Amerika dan ditempatkan di Kyiv. Serangan Rusia juga menghantam "depot senjata Barat" di bagian barat dan selatan Ukraina.*
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan klaim Barat bahwa senjata yang dipasok ke Ukraina seharusnya tidak digunakan untuk menyerang wilayah Rusia adalah bohong.
"Tidak diragukan bahwa rezim Kyiv telah lama beralih ke metode teroris langsung. Untuk melakukan ini, mereka menggunakan senjata yang dipompa Barat ke rezim ini," ujarnya dalam konferensi pers setelah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Burundi Albert Shingiro, pada Selasa (30/5/2023).