-
Hasil Coppa Italia : Singkirkan AC Milan, Inter Tantang Pemenang Juventus vs SPAL
59 menit lalu -
Tips Dasar Kembangkan Bisnis Bagi Pemula
53 menit lalu -
Terima Bansos Ayam Hidup, Warga: Baru Diterima Sudah Mati
49 menit lalu -
Main TikTok, Indra Bekti Ditampar Chika Jessica
53 menit lalu -
Pierre-Emerick Aubameyang: Thomas Tuchel Pelatih Gila
49 menit lalu -
Ada 8 Tambahan Aturan Turunan UU Cipta Kerja
52 menit lalu -
MK Kembali Gelar 35 Sidang Sengketa Pilkada Hari Ini
52 menit lalu -
Lagi, Aziz Memohon Masyarakat Indonesia Mendoakan Habib Rizieq
52 menit lalu -
5 Rekomendasi Serial Film Wajib Nonton Saat Waktu Luang
53 menit lalu -
Foto Liga Inggris: Comeback Fantastis, Arsenal Menang Telak di Markas Southampton
38 menit lalu -
Jadwal Liga Inggris Chelsea vs Wolves: Debut Thomas Tuchel
50 menit lalu -
Prediksi Liga Inggris Manchester United Vs Sheffield United: Santapan Empuk Tim Setan Merah
38 menit lalu
Rupiah Melemah Tipis ke Level Rp14.105 per USD

JAKARTA - Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pagi ini. Meski demikian Rupiah masih berada di level Rp14.100 per USD.
Melansir Bloomberg Dollar Index, Rabu (24/11/2020) pada pukul 09.07 WIB, Rupiah pada perdagangan spot exchange melemah 5 poin atau 0,04% ke level Rp14.105 per USD. Rupiah bergerak di kisaran Rp14.105 hingga Rp14.105 per USD.
Baca Juga: Rupiah Pagi Ini Parkir di Level Rp14.144/USD
Sedangkan, yahoofinance mencatat Rupiah berada di level Rp14.125 per USD. Di mana, dalam pergerakan harian Rp14.125-Rp14.125 per USD.
Sementara itu, Indeks dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Kamis, karena data ekonomi AS yang suram dan optimisme tentang vaksin virus corona mendorong investor mencari aset berisiko terkait dengan komoditas global.
Baca Juga: Dolar Tekan Rupiah ke Level Rp14.167/USD
Pengamat pasar uang menilai jatuhnya dolar begitu cepat sehingga bisa rebound dalam jangka pendek. Akan tetapi beberapa investor masih mengharapkan penurunan dolar dalam jangka panjang karena mereka mengubah ekspektasi bahwa wabah virus corona segera berkurang tahun depan.
"Pemulihan ekonomi global yang dipimpin China dan komoditas akan menguntungkan mata uang komoditas. Mata uang pasar berkembang lainnya dengan fundamental yang baik akan mendapatkan keuntungan," ujar Kepala Strategi Mata Uang Mizuho Securities Masafumi Yamamoto, dilansir dari Reuters.