-
Inter Miami Resmi Tunjuk Phil Neville sebagai Pelatih Baru
49 menit lalu -
Kempo Gianyar Try Out ke Banyuwangi
37 menit lalu -
Sudirta Gali Informasi tentang Calon Kapolri dari Kompolnas
36 menit lalu -
Irina Shayk Dibuang, Cristiano Ronaldo Pilih Kencani 4 Perempuan Seksi Ini
30 menit lalu -
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Donggala Sulteng
57 menit lalu -
Arab Saudi Pangkas Hukuman Mati dari 184 Menjadi 27 Eksekusi
48 menit lalu -
Daniella Chavez Gratis, Cristiano Ronaldo Bayar Rp133 Juta per Jam ke Andressa Urach
43 menit lalu -
Real Madrid Mulai Sibuk Cari Pengganti Luka Jovic: 5 Striker Ini Incaran Los Blancos, Kok Enggak Ada Kylian Mbappe?
59 menit lalu -
Mulai Stabil, Harga Telur Paling Mahal Rp24.500/Kg
54 menit lalu -
Jadwal Liga Inggris : Laga Sulit Chelsea di Markas Leicester City
50 menit lalu -
Lihat Selebrasi Aubameyang Usai Cetak Gol Buat Arsenal
52 menit lalu -
Produk Terbaru HP di CES 2021: Laptop hingga Earbuds
50 menit lalu
Rupiah Diprediksi Melemah Terbatas

JAKARTA - Pergerakan nilai tukar Rupiah hari ini diwarnai berbagai sentimen. Mulai dari sentimen di AS hingga efek pemangkasan suku bunga acuan BI.
Sentimen dari sisi eksternal, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menghimbau untuk mengakhiri sejumlah program pinjaman darurat yang diberikan oleh Federal Reserve dalam rangka mengatasi dampak pandemi COVID-19. Pengumuman ini mengguncang sentimen pasar dan berpotensi memudarkan minat risk-on, sekaligus menciptakan perpecahan antara pemerintah AS dan The Fed.
Baca juga: Keputusan Suku Bunga BI Warnai Gerak Rupiah Hari Ini
Investor khawatir kalau ini merupakan awal dari berakhirnya sebuah program yang telah memainkan peran penting dalam menjaga keyakinan pasar. Pasar tidak akan serta-merta kolaps ketika fasilitas pinjaman darurat The Fed ini diakhiri, tetapi sistem keuangan akan kehilangan salah satu tamengnya dari risiko aksi jual dan krisis kredit.
Federal Reserve pun bersikap kontra terhadap himbauan Mnuchin. Padahal, bank sentral AS jarang mengambil posisi konfrontatif versus pemerintah. Demikian seperti dikutip laporan treasury MNC Bank, Jakarta, Senin (16/11/2020).
Di sisi lain pergerakan Rupiah juga dipengaruhi para pemimpin negara-negara Uni Eropa belum mencapai kesepakatan bulat tentang pengesahan anggaran Uni Eropa maupun negosiasi dagang pasca-brexit dengan Inggris.
Anggaran jangka panjang itu vital bagi kelanjutan momentum pemulihan Uni Eropa pasca-pandemi, sementara negosiasi dagang pasca-brexit sudah mendekati deadline akhir tahun ini. Tapi, kedua topik ini masih dibayangi ketidakpastian yang cukup pekat.