-
Sukawati Heboh, Mahasiswa Ditemukan Gantung Diri
58 menit lalu -
Program Uang Kaget, Hary Tanoe: Makin Banyak yang Peduli Indonesia Cepat Lebih Maju
42 menit lalu -
Kabupaten Puncak Daerah Rawan, Intelektual Muda Papua Minta Pj Bupati Putra Daerah
53 menit lalu -
Tersambung Tol, Balikpapan-IKN Cuma 30 Menit
51 menit lalu -
Kecelakaan Beruntun di Jalur Pantura Situbondo, 2 Orang Tewas
41 menit lalu -
Hary Tanoe Bagikan Pesan Donald Trump untuk Presiden Jokowi
41 menit lalu -
Ganjar Pranowo Sosok Pemimpin Tepat Buat Indonesia, Kata Ulama dan Kiai
54 menit lalu -
Tren Positif Arema FC di Bali Terhenti, Persebaya Bikin Singo Edan Mati Kutu
46 menit lalu -
Pemain Muda Bhayangkara FC Bisa Jadi Ancaman Persib
32 menit lalu -
Polisi Kantongi Identitas Terduga Penganiaya Wanita hingga Tewas di Bogor
16 menit lalu -
Difabel dan ABK Karanganom Klaten Kini Tak Lagi Merasa Terabaikan
25 menit lalu -
Sultan Apresiasi Pemerintah Siapkan Jatah Khusus Bagi Tenaga Honorer Dalam Seleksi CASN 2023
17 menit lalu
0
Ribuan DTKS di Buleleng Terima Bantuan Beras

Bantuan beras kali ini digelontorkan Badan Pangan Nasional (BPN) pasca kenaikan harga beras. Ada sebanyak 48.844 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Buleleng yang disasar bantuan ini. Masing-masing KPM akan diberikan bantuan beras 10 kilogram selama tiga bulan (September-November).
"Bantuan beras ini salah satu upaya pengendalian inflasi dan menekan harga beras saat ini. Terakhir tadi pagi (Senin) harga beras medium di pasar sudah Rp 14.000 per kilogram," ucap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng I Gede Putra Aryana, di sela penyerahan bantuan beras secara simbolis di Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Senin (18/9).
"Beras SPHP ini Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900 per kilogram atau satu sak isian 5 kilogram hanya Rp 54.500. Mudah-mudahan distribusi beras ini lancar, sehingga masyarakat bisa membeli beras dengan harga yang lebih terjangkau," ucap Aryana yang juga mantan Camat Busungbiu ini.
Salah satu penerima bantuan beras adalah Luh Sriasih, 65, warga Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Sriasih mengaku sangat senang dengan bantuan ini. Pasalnya, harga beras di pasaran terus naik dalam beberapa bulan terakhir.
"Harga beras terus naik, tapi mau bagaimana lagi karena kebutuhan pokok perlu makan setiap hari mau tidak mau harus dibeli. Cuma harus dicukup-cukupkan," ujar Sriasih yang rela mengantre di Kantor Desa Baktiseraga.
Selain bantuan beras dari pemerintah pusat, Pemkab Buleleng juga menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga yang lebih terjangkau. Hasil koordinasi dengan Bulog Tangguwisia,
Pemkab Buleleng akan mendistribusikan beras SPHP per minggu kepada 18 Toko Pangan Kita (TPK) yang tersebar di wilayah Buleleng. Masing-masing TPK akan diberikan 2 ton beras per minggu untuk diedarkan di masyarakat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa mengatakan, kenaikan harga beras terjadi secara nasional. Hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan beras dari petani.
"Beras lokal kita memang ada sedikit penurunan produksi karena belum musim panen yang diperkirakan baru akan dimulai bulan Desember. Ada juga pengepul daerah luar yang mencari gabah ke kita dengan harga yang lebih tinggi, sehingga di daerah jadi berkurang," terang Suyasa.
Tim Pangan Pemkab Buleleng selain melakukan pemantauan harga setiap hari, juga akan menjalin kerjasama dengan Kabupaten Tabanan untuk mengontrol ketersediaan beras di Buleleng.7k23
"Bantuan beras ini salah satu upaya pengendalian inflasi dan menekan harga beras saat ini. Terakhir tadi pagi (Senin) harga beras medium di pasar sudah Rp 14.000 per kilogram," ucap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng I Gede Putra Aryana, di sela penyerahan bantuan beras secara simbolis di Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Senin (18/9).
"Beras SPHP ini Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 10.900 per kilogram atau satu sak isian 5 kilogram hanya Rp 54.500. Mudah-mudahan distribusi beras ini lancar, sehingga masyarakat bisa membeli beras dengan harga yang lebih terjangkau," ucap Aryana yang juga mantan Camat Busungbiu ini.
Salah satu penerima bantuan beras adalah Luh Sriasih, 65, warga Desa Baktiseraga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Sriasih mengaku sangat senang dengan bantuan ini. Pasalnya, harga beras di pasaran terus naik dalam beberapa bulan terakhir.
"Harga beras terus naik, tapi mau bagaimana lagi karena kebutuhan pokok perlu makan setiap hari mau tidak mau harus dibeli. Cuma harus dicukup-cukupkan," ujar Sriasih yang rela mengantre di Kantor Desa Baktiseraga.
Selain bantuan beras dari pemerintah pusat, Pemkab Buleleng juga menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga yang lebih terjangkau. Hasil koordinasi dengan Bulog Tangguwisia,
Pemkab Buleleng akan mendistribusikan beras SPHP per minggu kepada 18 Toko Pangan Kita (TPK) yang tersebar di wilayah Buleleng. Masing-masing TPK akan diberikan 2 ton beras per minggu untuk diedarkan di masyarakat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa mengatakan, kenaikan harga beras terjadi secara nasional. Hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan beras dari petani.
"Beras lokal kita memang ada sedikit penurunan produksi karena belum musim panen yang diperkirakan baru akan dimulai bulan Desember. Ada juga pengepul daerah luar yang mencari gabah ke kita dengan harga yang lebih tinggi, sehingga di daerah jadi berkurang," terang Suyasa.
Tim Pangan Pemkab Buleleng selain melakukan pemantauan harga setiap hari, juga akan menjalin kerjasama dengan Kabupaten Tabanan untuk mengontrol ketersediaan beras di Buleleng.7k23
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali