-
Jadwal Lengkap KRL Jogja-Solo, Selasa 21 Maret 2023
53 menit lalu -
5 Calon Juara Liga Eropa 2022-2023 Memasuki Perempatfinal, Nomor 1 Manchester United
46 menit lalu -
Tesla Jadi Investasi di Indonesia? Luhut: Pembicaraan Sudah Sangat Maju
53 menit lalu -
Ronald Koeman Akui Belanda Kekurangan Stok Striker
51 menit lalu -
Curhat Fatimah Ditagih Bea Cukai Rp4 Juta Gegara Kirim Piala, Kemenkeu Minta Maaf
57 menit lalu -
Satgas Yonif 143/TWEJ Ajak Warga Gotong Royong Rawat Balai Adat di Perbatasan RI
59 menit lalu -
Rusia Kerahkan Jet Tempur SU-35 Usir 2 Pesawat Pembom AS di Laut Baltik
59 menit lalu -
Transaksi bitcoin di Ajaib Kripto naik 600%
50 menit lalu -
Investigasi Perusahaan Besar, Penyelidik Korupsi Bersama Putranya Ditembak Mati Orang Tak Dikenal
42 menit lalu -
Ngeri! Ular Piton Sepanjang 4 Meter Masuk Kamar Tidur Warga Pademangan Timur
57 menit lalu -
Sejumlah Pemain Timnas Puasa Ramadan, Shin Tae Yong: Agak Sulit juga Bagi Saya
55 menit lalu -
Ada Transaksi Mencurigakan sebesar Rp 349 Triliun, Begini Kata Sri Mulyani
48 menit lalu
RI Alami Kelebihan Pasokan Listrik, Apa Dampaknya ke PLN?

JAKARTA - Kondisi kelistrikan nasional mengalami kelebihan atau oversupply. Kelebihan listrik nasional ini dikarenakan ada beberapa penyebab, salah satunya asumsi pertumbuhan ekonomi yang dijadikan patokan ternyata tidak sesuai dengan prediksi.
Dengan kondisi ini, pemerintah diminta untuk mengambil kebijakan agar PT PLN (Persero) tidak menanggung beban akibat kelebihan pasokan listrik.
"PLN perlu di-support agar tidak bertambah bebannya khususnya akibat sistem Take or Pay (TOP) terkait dengan pembangkit lstrik yang dibangun pihak swasta (IPP)," kata pengamat energi Sofyano Zakaria di Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Baca Juga: Indonesia Kelebihan Pasokan Listrik, Ternyata Ini Penyebabnya
Sofyano menambahkan, adanya wacana power wheeling atau pemanfaatan jaringan listrik bersama milik PLN yang diperbolehkan dipergunakan pembangkit swasta bisa membuat PLN menanggung beban tambahan yang pada akhirnya akan membuat PLN semakin berat beban yang harus ditanggungnya.
"Selain power wheeling, pemerintah juga diminta agar bijak terhadap PLTS atap. Sebab pengembangan PLTS atap juga akan berdampak terhadap PLN yang sudah terbebankan dengan kelebihan daya," ujarnya.
Baca Juga: Beda dengan Jerman dan Pakistan, Dirut PLN: Kondisi Listrik RI Sangat Aman
Menurutnya, power wheeling maupun PLTS atap dinilai tidak akan signifikan menimbulkan pasar yang baru. Jika hal semacam ini tidak diperhatikan Pemerintah maka beban yang dipikul PLN dipastikan akan berdampak pula ke konsumennya.
"Sehingga harus dipertimbangkan secara bijak oleh Pemerintah dan pihak pihak terkait," katanya.
Sebelumnya, Dirut PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dampak pandemi Covid-19 selama tiga tahun terakhir telah berdampak pada kondisi kelistrikan. Di mana pasokan listrik di Tanah Air menjadi berlebih alias oversupply.
"Namun mulai 2020 terdapat peningkatan kelebihan daya atau oversupply kapasitas pembangkit listrik karena adanya penurunan permintaan akibat pandemi Covid-19," ujarnya.