-
Jelang Piala Menpora, Duo Brasil Arema Bakal Jalani Karantina di Jakarta
58 menit lalu -
Kucing Georgina Rodriguez dan Cristiano Ronaldo Diantar ke Rumah Sakit Pakai Jet Pribadi
53 menit lalu -
Kapolda Metro Janji Bantu Korban Penembakan di RM Cafe Secara Maksimal
43 menit lalu -
Memanjakan Diri dengan Keindahan Pasir Putih di Pantai Lumban Bulbul, Kabupaten Toba
59 menit lalu -
Rekor, Jokowi Lantik Gubernur Kepri 4 Kali Selama 5 Tahun
59 menit lalu -
Manfaatkan Dana Wakaf, Wapres Harap BSI Jadi Piranti Ekonomi yang Rahmatan Lil-alamin
52 menit lalu -
Mayones Bisa Selamatkan Penyu dari Keracunan Aspal Kental
49 menit lalu -
Pospor Ditemukan, Wanita Cantik yang Tewas di Pantai Bingin Bali Warga Amerika Serikat
57 menit lalu -
Kapolda Minta Maaf Anggotanya Tembak Mati Tiga Orang
43 menit lalu -
Huawei Pastikan Boyong 2 Tablet Anyar di Maret 2021
56 menit lalu -
Dokumen Rahasia Sebut Pembunuh Khashoggi Gunakan Pesawat Milik Putra Mahkota Saudi
48 menit lalu -
Kondisi Mabuk, Bripka CS Tembak Empat Orang, Salah Satunya Anggota Kostrad
44 menit lalu
Ratusan Juta Akun WhatsApp, Instagam dan LinkedIn Bocor

CALIFORNIA--Saat ini sejumlah pengguna aplikasi tengah diramaikan oleh rencana WhatsApp yang akan merenapkan kebijakan baru soal privasi. Tapi ternyata, sebuah laporan mengungkap bahwa bulan lalu sempat terjadi sebuah kebocoran informasi dari sejumlah akun media sosial.
Dilansir dari Life Hacker pada Sabtu (16/1), kebocoran itu terjadi pada perusahaan manajemen media sosial bernama Socialarks. Tak main-main, total kebocoran yang terjadi adalah sebesar 408 GB.
Data sebesar itu merupakan data dari 214 juta akun Facebook, Instagram dan LinkedIn di seluruh dunia. Itu artinya, pelanggaran data yang diungkap oleh Safety Detectives itu mencakup sekitar 318 juta data individu.
Informasi yang tersebar itu merupakan sejumlah informasi umum yang diumbar pada masing-masing akun. Artinya, kebocoran itu tak mencakup sejumlah informasi kata sandi dan informasi keuangan.
Secara rinci, informasi yang bocor bulan lalu itu diantaranya adalah soal nama lengkap, nomor telpon dan alamat email, username, foto profil dan pekerjaan.
Lewat kejadian ini, Life Hacker pun menyarankan agar pengguna lebih selektif dalam mengungkap sejumlah data pribadi. Life Hacker juga beranggapan, akun private dinilai salah satu cara yang paling aman agar pengguna dapat menentukan kepada siapa saja data itu dapat diakses.
Mengingat, sejumlah informasi itu merupakan informasi yang sangat rentan digunakan oleh sejumlah pihak yang berniat untuk membuat akun palsu dari pengguna media sosial tertentu.
Saat ini tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi kebocoran informasi ini. Untuk memeriksa apakah akun Anda terkena dampak atau tidak, Anda bisa memeriksanya di situs Have I Been Pwned. Anda bisa melakukan pencarian melalui email untuk memeriksa apakah salah satu akun sosial media Anda terpengaruh.
Selain itu, Anda juga perlu memikirkan kembali seberapa banyak informasi yang Anda bagikan secara publik di berbagai akun media sosial Anda. Membuat akun ada menjadi prifat mungkin satu pilihan yang baik untuk mengatasi kebocoran data di kemudian hari.
- Riset: 40 Persen Data Pengguna Online Asia Pasifik Bocor
- Dugaan Data Pemilih Bocor, KPU Diminta Perkuat SIstem IT
- Data KPU Diduga Bocor, Ini Tip Lindungi Data Pribadi
- Pohon Tumbang di Jalan Raya Sepatan Timpa Truk Kontainer
- Survei: Mayoritas Muslim Inggris Bosan Tampilan Stan Halal