-
Operasi Keselamatan Jaya 2023, Polres Bandara Soetta Tertibkan Penggunaan Strobo
53 menit lalu -
Kemenkeu Sebut Rasio Utang Indonesia Terbaik di Dunia, Ini Buktinya
53 menit lalu -
Ternyata Ini Alasan Kenapa Arema FC Dijuluki Singo Edan?
25 menit lalu -
TACO Bangga Bisa Mendukung Karya Seni di Art Jakarta Gardens 2023
51 menit lalu -
Golkar dan PKS Pastikan Kawal Pemilu 2024 Terlaksana Sesuai Jadwal
26 menit lalu -
Satu Abad NU, Sekarang Banser Senang 'We Will Rock You'
53 menit lalu -
Demi Temukan Talenta Muda untuk IBL, Perbasi Bakal Adakan Development League 2023
36 menit lalu -
SE MenPAN-RB Terbaru soal Kinerja ASN, Ada 3 Tahap Evaluasi
51 menit lalu -
Ancam Timnas Indonesia U-20, Timnas Vietnam U-20 Siap Gebrak Piala Asia U-20 2023!
28 menit lalu -
Marselino Ferdinan Kedinginan di Belgia
17 menit lalu -
Jutaan Warga Terdampak Gempa, Tentara Turki Sibuk Perang di Suriah
49 menit lalu -
Dibantu Ade Govinda, Indi Arisa Hadirkan Belajar Melupakanmu
39 menit lalu
0
Pupuk Indonesia Siap Dukung Ketahanan Pangan

Erick mengatakan hal tersebut sejalan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo saat membuka KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11), yang menyampaikan bahwa masalah kelangkaan pupuk yang tidak boleh disepelekan karena bisa berdampak bagi kesejahteraan masyarakat dunia khususnya ketahanan pangan.
"Kami menyadari pupuk berperan strategis dalam ketahanan pangan. Sejalan dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat industri pupuk, Kementerian BUMN sudah menetapkan peta jalan, kolaborasi, dan aliansi strategis yang berkelanjutan dari beberapa BUMN yang berkepentingan dalam penyediaan pupuk berkualitas yang meningkatkan produktivitas pertanian dan kebutuhan pangan," ujar Erick dalam keterangannya di Jakarta, seperti dilansir Antara, Rabu.
PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai holding BUMN pupuk memiliki lima perusahaan produsen pupuk yang tersebar di Kalimantan, Jawa, dan Sumatera, yakni PT Pupuk Iskandar Muda (Aceh), PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Sumsel), PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim), PT Pupuk Kujang (Jabar), dan PT Petrokimia Gresik (Jatim).
Kelima perusahaan tersebut dapat menghasilkan total 14.012.500 ton pupuk per tahun yang terdiri atas NPK, SP-36, urea, ZA, dan ZK, serta menghasilkan produk nonpupuk seperti amoniak, asam fosfat, dan asam sulfat berjumlah 8.694.000 ton per tahun.
Berdasarkan data per 15 November 2022, stok pupuk bersubsidi PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk jenis urea dan NPK saat ini tercatat sebanyak 720.552 ton dengan rincian pupuk urea sebanyak 437.770 ton dan pupuk NPK sebanyak 282.782 ton.
Pupuk bersubsidi ini siap didistribusikan kepada petani yang terdaftar dalam kelompok tani dan elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK).
Untuk memastikan penyaluran, Pupuk Indonesia didukung dengan fasilitas distribusi yang lengkap. Fasilitas ini terdiri atas 3 unit pengantongan pupuk (UPP) di Semarang, Cilacap,
dan Banyuwangi serta 9 unit distribution center (DC) di Makassar 3 unit, Medan 2 unit, Dumai, Surabaya, Celukan Bawang, dan Lembar masing-masing 1 unit. Kemudian, 590 gudang dengan kapasitas 2,5 juta ton, serta memiliki jaringan 1.100 lebih distributor dan 28.000 lebih kios resmi.
Selain penyediaan pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia juga meningkatkan ketersediaan pupuk dengan memperluas kios pupuk nonsubsidi. Saat ini kios pupuk nonsubsidi jaringan Pupuk Indonesia telah beroperasi di sejumlah provinsi, seperti Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Riau, Sumatera Utara, hingga Aceh.
"Sudah pasti kami mengamankan ketersediaan pupuk bersubsidi sesuai amanat konstitusi. Namun, program pupuk nonsubsidi juga bertujuan untuk memajukan usaha dan kesejahteraan petani," kata Erick.
Jika produktivitas meningkat dan hasil pertanian terserap maksimal, lanjutnya, maka kesejahteraan petani dapat meningkat dan stok pangan nasional juga terjaga. Sementara itu, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Bakir Pasaman mengatakan PIHC telah mengamankan pasokan bahan baku pupuk hingga akhir tahun 2023.
Menurut dia, upaya pengamanan bahan baku itu dilakukan dengan beberapa cara seperti bekerja sama dengan negara-negara mitra produsen bahan baku pupuk khususnya fosfat dan kalium dengan harga yang kompetitif. *
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali