-
Thomas Tuchel Tak Tega Kepa Arrizabalaga Jadi Cadangan di Chelsea
45 menit lalu -
Oh, Ternyata Ini Motif Belasan Remaja Konvoi Membawa Sajam di Bantul
57 menit lalu -
Bomber Real Betis Tidak Rela Hector Bellerin Kembali ke Arsenal
52 menit lalu -
Anthony Albanese, Tokoh Kelas Pekerja yang Jadi PM terpilih Australia
46 menit lalu -
SEA Games 2021: Cabor Tinju Sumbang Medali Emas Ke-65 dan Rebut 2 Perak untuk Indonesia
36 menit lalu -
Uu Ruzhanul Ulum Siap Melantik Dani Ramdan Sebagai Penjabat Bupati Bekasi
47 menit lalu -
Perkenalkan Prof Widodo, Rektor Universitas Brawijaya 2022-2027
37 menit lalu -
Kenang Fahmi Idris, Bamsoet: Beliau Tokoh 3 Zaman
33 menit lalu -
Mikel Arteta: Kami Harus Tingkatkan Kedalaman Skuat dan Kualitas Tim
27 menit lalu -
Mentan Terbang Langsung ke Lampung untuk Koordinasi Pengendalian Wabah PMK
21 menit lalu -
Ramalan Zodiak Cinta Mingguan, Aries, Taurus, Gemini dan Cancer
56 menit lalu -
Mentan Kendalikan dan Cegah Penyakit Mulut dan Kuku di Lampung
23 menit lalu
Proyek Hilirisasi Batu Bara Bakal Serap 30.000 Tenaga Kerja Baru

JAKARTA - Proyek gasifikasi batu bara di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan memberi dampak besar terhadap lapangan kerja. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, setidaknya ada 30 ribu lebih tenaga kerja yang terserap di proyek ini baik langsung maupun tidak langsung.
"Pekerjaan ini menghasilkan lapangan kerja bagi 12-13 ribu tenaga kerja konstruksi dari Air Products, 11-12 ribu tenaga kerja hilir oleh Pertamina," ujarnya, dikutip dari tayangan video di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/1/2022).
Belum lagi, jika sudah beroperasi, akan ada 3.000 tenaga kerja langsung yang terserap. "Kalau yang tidak langsung seperti kontraktor dan lain-lain bisa 3-4 kali lipatnya," kata Bahlil.
Tak cuma itu, jika beroperasi sesuai rencana, produk DImetil Eter (DME) yang dihasilkan akan mengurangi konsumsi LPG. Dengan begitu, subsidi LPG juga akan menciut.
Baca Juga: Kaget Ada Industri Batu Bara di Kawasan Candi Muarajambi, Luhut: Izinnya Dicabut!
"Impor LPG Ini 6-7 juta ton per tahun, subsidi kita cukup besar. Tiap 1 juta ton hilirisasi batu bara, Rp 6-7 triliun efisiensi subsidi," jelas Bahlil.