-
BREAKING! Piala AFC U-16 dan U-19 Dibatalkan
59 menit lalu -
Liverpool Gugup Sambut Kedatangan Man United
56 menit lalu -
Kemendagri Sarankan DTKS Tanpa NIK Diverifikasi Ulang
43 menit lalu -
Liga Inggris: Fenerbahce Tunggu Mesut Ozil Bercerai dengan Arsenal Bulan Ini
57 menit lalu -
OJK Targetkan Kredit Perbankan Tumbuh 7,5 Persen di 2021
32 menit lalu -
Prediksi: VfL Wolfsburg vs RB Leipzig
51 menit lalu -
Industri Keuangan Non-Bank Tertekan Selama Pandemi Covid-19
47 menit lalu -
Presiden Jokowi: Meski Sudah Divaksin Tetap Patuhi Protokol Kesehatan!
42 menit lalu -
Tak Ingin Masuk Angin, Ini yang Bakal Dilakukan OJK
51 menit lalu -
Tragedi Hindenburg, Bencana Teknologi yang Mengakhiri Era Kapal Udara
35 menit lalu -
Pulihkan Ekonomi, OJK Siapkan Stimulus Lanjutan Sektor Jasa Keuangan
47 menit lalu -
Pesan Wasekjen MUI untuk Sosok Calon Kapolri Sigit
43 menit lalu
Presiden Iran Sebut Penembakan Pesawat Ukraina Kesalahan Tak Termaafkan

TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut penembakan yang meledekkan pesawat maskapai Ukraina hingga menewaskan 176 orang di dalamnya sebagai kesalahan tak termaafkan.
Rouhani mengatakan Iran akan menghukum semua pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Itu adalah kesalahan yang tidak termaafkan, tidak mungkin hanya satu orang yang menyebabkan pesawat jatuh," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi Iran melansir Reuters, Selasa (14/1/2020).
"Pengakuan angkatan darat adalah langkah awal yang bagus. Kita harus memastikan masyarakat bahwa kesalahan ini tidak akan terjadi lagi," lanjut dia.
Pesawat Ukraina International Airlines 752 ditembak sesaat lepas landas dari Bandara bandara Imam Khomeini di Teheran. Pesawat tersebut rencananya menuju Kiev.
Setelah membantah tuduhan melakukan penembakan, Iran mengakui bahwa mereka telah menembak jatuh pesawat dengan menggunakan rudal.
Akibat insiden tersebut, para pengunjuk rasa, yang dikomondai para mahasiswa, turun ke jalan-jalan Teheran, sementara polisi merespons unjuk rasa dengan kekerasan.
Juru bicara kehakiman Iran Gholamhossein Esmaili mengatakan beberapa dari mereka yang dituduh memiliki peran dalam melakukan penembakan telah ditangkap. Dia tidak menyebut nama pelaku atau mengatakan berapa banyak yang telah ditahan.
Sebagian besar korban tewas adalah warga Iran, Kanada, Ukraina, serta Inggris.