-
Digitalic: SEO yang Baik Harus Berdampak Bagi Bisnis
55 menit lalu -
13 Serikat Pekerja Gugat Jokowi ke PTUN Terkait UU Cipta Kerja
44 menit lalu -
Hasil Thailand Masters 2023: Lewat Duel Sengit, Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Pulangkan Pasangan Taiwan
44 menit lalu -
Ali Mukhni Resmi Bergabung dengan Partai Perindo
59 menit lalu -
Petani di Mamuju Tengah Ditangkap Polisi, Kasusnya Berat
42 menit lalu -
Direktur Union Berlin Buka-bukaan Soal Isco Alarcon
30 menit lalu -
Peringati Isra Mikraj, Ganjar Khusyuk Mendengarkan Ceramah Ustaz Wijayanto
55 menit lalu -
Tolak Usulan Moge Boleh Masuk Tol, Sahroni: Jangan Diskriminatif!
50 menit lalu -
Unggah Meme Soal Beli Keadilan, Mahfud: Saya Ndak Lelucon
59 menit lalu -
KLHK Dorong Kesejahteraan Masyarakat lewat Pengelolaan Sampah
58 menit lalu -
Gaya Kece Agnez Mo Foto Bareng Justin Timberlake, Pamer Perut Berotot!
55 menit lalu -
Nomor Telepon Kasi sampai Kepala Dinas Surabaya Bakal Dipublikasikan Demi Cegah Pungli
51 menit lalu
Potensi Indonesia Menuju Pusat Industri Halal Dunia

JAKARTA -- Jumlah penduduk muslim yang sangat besar menjadi magnet bagi perekonomian global, termasuk di Indonesia. Hal ini bisa menjadi potensi bagi pertumbuhan ekonomi baru bagi setiap negara.
Berdasarkan data yang dilansir State of the Global Islamic Economy Report 2022, sepanjang 2021 saat pandemi melanda, penduduk muslim dunia telah menghabiskan belanja 2 triliun dolar AS, atau tumbuh 8,9 persen dibandingkan 2020.
Pada 2022, jumlah belanja diprediksi akan meningkat 9,1 persen dan pada 2025 diproyeksikan akan mencapai 2,8 triliun dolar AS. Hal ini tentunya menjadi potensi sendiri bagi Indonesia untuk menjadi pusat industri halal dunia.
Jumlah penduduk muslim yang menempati urutan ketiga di dunia menjadi kekuatan yang besar bagi Indonesia. Sayangnya, hingga saat ini Indonesia masih menjadi konsumen, walau Indonesia dinilai mampu mempertahankan posisi keempat dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah.
Pemerintah bersama Komite Nasional Keuangan Syariah (KNEKS) pun memiliki sejumlah program prioritas untuk pengembangan ekosistem ekonomi syariah salah satunya menguatkan rantai nilai halal (halal value chain) Indonesia.
Mengacu pada Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024, penguatan rantai nilai halal atau halal value chain (HVC) merupakan bagian dari strategi utama dalam mewujudkan Indonesia yang Mandiri, Makmur, dan Madani dengan menjadi Pusat Ekonomi Syariah Terkemuka Dunia.
Direktur Bisnis dan Kewirausahaan KNEKS, Putu Rahwidhiyasa menginterpretasikan masterplan ekonomi dan keuangan syariah 2019-2024 ke dalam 13 program prioritas dan 17 program reguler.
"Alhamdulillah dari 13 program prioritas telah netes istilahnya itu 10 program prioritas," ujar Putu dalam seminar bertajuk "Menuju Pusat Industri Halal Dunia: Prospek dan Tantangan Ekonomi dan Keuangan Syariah" yang digelar Infobank bersama KNEKS, di Jakarta Kamis (24/11/2022).
Salah satu program prioritas yang telah dilakukan KNEKS untuk mendukung penguatan halal value chain di Indonesia, adalah mengembangakn sertifikasi produk halal. Perusahaan tersertifikasi halal didominasi oleh sektor makanan sebesar 90 persen lebih dibanding sektor lainnya.
Di samping itu, perusahaan tersertifikasi halal pada sektor farmasi dan sektor kosmetik terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. "Terdapat empat fokus prioritas sertifikasi halal yang kita yang kita sebut zona kuliner halal aman dan sehat salah satunya di Rasuna Garden food Street Jakarta," ungkap Putu.
Kemudian, KNEKS bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong digitalisasi pariwisata ramah muslim melalui acara digital event Islamic digital di 2022 dan penerbitan panduan pariwisata ramah muslim di lima destinasi favorit.
"Saat ini ada tiga kawasan industri halal yang telah beroperasi yang pertama di Cikande Banten kedua di Sidoarjo Jawa Timur di Riau dan beberapa Kawasan Industri halal lainnya sedang mengajukan permohonan menjadi Kawasan Industri halal," ucapnya.
Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di tanah air juga tidak lepas dari tantangan. Salah satunya terkait literasi dan inklusi yang masih rendah. Kendati demikian, literasi dan inklusi keuangan syariah masyarakat terus meningkat setiap tahunnya.
Berita Terkait
- Illinois Berupaya Hadirkan Makanan Halal di RS dan Sekolah
- Komisi VIII Dorong Pengembangan Ekosistem Halal di Indonesia
- Wapres Akui Proses Sertifikasi Halal Masih Lambat
- Toreh Prestasi, Mahasiswa Polbangtan Bogor Juara II Lomba Debat Nasional
- Pelatih Swiss Puji Penampilan Pemainnya yang Kelahiran Afrika Saat Bungkam Kamerun