-
Bonus Timnas Indonesia U-16 Usai Juarai Piala AFF U-16 2022 Terus Bertambah, Kini Sentuh Rp1,3 Miliar!
49 menit lalu -
Superman Is Dead Tampil Sempurna di Prost Fest 2022, Kembalinya Tiga Perompak Senja
42 menit lalu -
Berpeluang Hadapi Viktor Axelsen di BWF World Championship 2022, Anthony Ginting Yakin Ada Harapan Menang
20 menit lalu -
Persija Kebobolan Lagi, Thomas Doll: Manchester United Saja Empat, Kami Cuma Satu
28 menit lalu -
Cuan di Depan Mata, Cek Hoki Zodiak Leo, Aries, Capricorn
25 menit lalu -
Manchester United Babak Belur Dihajar Brentford, Rio Ferdinand Pasang Badan untuk Erik Ten Hag
12 menit lalu -
Wow, 1 Keluarga Raih Rekor MURI Lulus Doktor Hukum Unair
25 menit lalu -
Viral Siswa SMP di Garut Dirundung 2 Temannya hingga Tak Sadarkan Diri, Netizen Ngamuk
21 menit lalu
Potensi Gelombang Ketiga Besar, tapi Kasusnya Tak Lebih Banyak dari Gelombang Pertama

JAKARTA - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan potensi terjadinya gelombang ketiga kasus Covid-19 di Indonesia tergolong besar, tetapi jumlah kasus diprediksi tak akan lebih banyak dari gelombang pertama.
"Gelombang pertama itu 18 ribu pada bulan Januari 2021, apalagi gelombang kedua jumlah kasusnya sampai 54 ribu. (Potensi gelombang ketiga) akan kurang dari 5.000 kasus," ujar Tri dalam diskusi virtual yang diikuti di Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Tri menjelaskan potensi gelombang ketiga itu akan muncul apabila sebagian masyarakat berkerumun dan tak memakai masker. Banyak yang menganggap bahwa Covid-19 telah melandai dan potensi penularan bakal berkurang, sehingga tak sedikit masyarakat yang abai prokes.
Padahal, kata dia, pandemi masih berlangsung dan dibutuhkan kesadaran bersama dalam memutus rantai penularan. Paling penting tak menganggap enteng kendati telah mendapatkan vaksinasi dua dosis.
"Itu terbukti di negara-negara di Eropa meledak lagi (angka penularan) seperti di Inggris, Prancis, sekarang meningkat lagi," kata dia.
Baca juga: Apa Beda Pandemi, Endemi dan Epidemi? Simak Penjelasan Epidemiolog Ini
Kondisi lain yang bisa membuat gelombang ketiga terjadi yakni mobilitas yang tinggi saat Natal dan Tahun Baru. Mobilitas tinggi saat berlibur tak diiringi dengan kepatuhan menerapkan prokes. Natal dan Tahun Baru kerap menimbulkan kenaikan kasus pada Januari.
"Nah ini yang harus hati-hati, berkerumun. Mobilitas, boleh ke mana-mana asal tidak berkerumun," kata dia.
Baca juga: BPOM Setujui Vaksin Sinovac untuk Lansia, Ini Tanggapan Epidemiolog