-
6 Fakta Menarik Sumedang, dari Tahu sampai Makam Cut Nyak Dien
55 menit lalu -
RS Polri Terima 188 Kantong Body Part Korban Sriwijaya Air
42 menit lalu -
2 Kali Dites Swab, Timnas Indonesia U-19 Jalani Karantina Mandiri hingga 19 Januari 2021
40 menit lalu -
Kemendagri Terbitkan Akta Kematian 15 Korban Sriwijaya Air
31 menit lalu -
BNPB Siapkan Dana Stimulan Bagi Rumah Rusak Akibat Gempa Sulbar, Sebegini Jumlahnya
30 menit lalu -
Ini Cara Pintar Agar Harga Jual Kembali Xpander Tetap Tinggi
57 menit lalu -
BNPB Akan Berikan Dana Bantuan untuk Warga yang Rumahnya Rusak Akibat Gempa Sulbar
54 menit lalu -
Jokowi Terbitkan Perpres Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme, Ini Poin-Poinnya
51 menit lalu -
Listrik 690 Pelanggan Terdampak Longsor di Aranio Kalsel Kembali Menyala
42 menit lalu -
Jasa Raharja Serahkan Santunan kepada 17 Ahli Waris Korban Sriwijaya Air SJ182
32 menit lalu -
Pasca Gempa, Bensin di Mamuju Capai Rp30.000/Liter
26 menit lalu -
Setelah Disuntik Vaksin Covid-19 Nakes Merasa Lebih Aman
25 menit lalu
Populasi Hama Kera Meningkat, Masyarakat Aia Dadok Minta Bantuan Perbakin Agam

Covesia.com - Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melakukan hama di kebun milik warga Dusun Ampek Sungai Balingkuang, Jorong Anak Aia Dadok, Nagari Manggopoh, Kecamatan Lubuk Basung, Sabtu (14/12/2019).
Ketua Umum Perbakin Agam, AKBP Dwi Nur Setiawan S.Ik MH mengatakan, kegiatan tersebut menjawab keluhan masyarakat yang merasa resah dengan meningkatnya populasi tupai dan kera ekor panjang
"Dalam Pengendalian hama ini melibatkan ratusan orang yang terdiri Atlet dan anggota klub menembak di Agam, bersama-sama kita menelusuri perkebunan dan melakukan pengendalian jumlah popularitas dan pengusiran hama kera ekor panjang dan tupai," ujarnya saat di konfirmasi Covesia.com.
Dijelaskannya, Pengendalian hama ini merupakan permintaan masyarakat yang sebelumnya sudah menyurati Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Agam.
Sebelum pengendalian, BKSDA sudah melakukan survey ke lokasi dan memutuskan untuk dilakukan pengendalian, pihaknya menyurati Pebakin agam dan barulah pengendalian dilakukan.
"Untuk pengendalian harus sesuai SOP, serta baik dari izin kegiatan maupun penggunaan senjata, meski air soft gun namun sangat berbahaya jika tidak dipergunakan sesuai prosedur," jelasnya.
Sementara itu, masyarakat setempat Ali Syafrin mengaku, hama kera dan tupai sudah sangat meresahkan, tidak hanya menyerang tanaman binatang liar itu, juga sudah berani mengganggu anak-anak yang bermain di halaman rumah.
"Kami mengucapkan terimakasih kepada Perbakin dan Polres Agam, kami berharap pengendalian hama tanaman itu bisa dilakukan berkelanjutan," harapnya.
(han/don)