-
Gibran Menanti Keputusan FIFA dan PSSI soal Piala Dunia U-20 2023
55 menit lalu -
Kisah Mualaf Thomas Partey, Gelandang Andalan Arsenal yang Putuskan Peluk Agama Islam demi Nikahi sang Kekasih
51 menit lalu -
Mateo Retegui Dilirik Klub Besar Eropa, Sang Ayah Buka Suara
43 menit lalu -
Marius Wolf Berhasil Puaskan Hansi Flick
40 menit lalu -
Kasus Pembunuhan Terungkap Berkat Ocehan Seekor Burung Beo, Kedua Pelaku Dihukum Seumur Hidup
20 menit lalu -
Marc Marquez Absen di MotoGP Argentina 2023 Akibat Cedera. Joan Mir Ucapkan Doa dan Harapannya
25 menit lalu -
Waskita Beton Precast Lakukan Pembayaran Tahap Pertama kepada Seluruh Kreditur Rp 75,4 Miliar
18 menit lalu -
6 Negara yang Perbolehkan Motor Lintasi Jalan Tol, Indonesia Termasuk?
17 menit lalu -
BMKG Sebut Bibit Siklon Tropis 94S Terpantau di Selatan Jawa Timur, Waspada Gelombang Tinggi
25 menit lalu -
Kisah Tragis Gadis 12 Tahun yang Dipaksa Nikahi Pemerkosanya Usai Dirantai dan Disiksa
21 menit lalu -
5 Pemain Timnas Indonesia yang Siap Menggila di Pertemuan Kedua Kontra Burundi, Nomor 1 Bek Naturalisasi!
21 menit lalu -
Hayam Wuruk dan Gajah Mada Pernah Bertengkar Gara-Gara Kecantikan Dyah Pitaloka
23 menit lalu
Polri Sebut Pertengahan 2023 Terjadi Saling Serang di Medsos untuk Kepentingan Pemilu 2024

JAKARTA - Polri memprediksi bahwa pertengahan tahun 2023 ini akan terjadi saling serang oleh berbagai kelompok di media sosial (medsos) untuk kepentingan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
Karo Multimedia Divisi Humas Polri Brigjen Gatot Repli Handoko mengungkapkan bahwa saling serang di medsos itu berupa informasi yang tidak benar atau hoaks.
"Dilihat dari pemetaan, kalau 2024 ini pemetaannya itu kami berprediksi pertengahan dari mulai tahun ini itu pasti sudah mulai gencar yang berkaitan dengan upaya-upaya kelompok tertentu untuk saling serang," kata Gatot kepada awak media, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Dalam hal itu, Gatot menyebut bahwa, Divisi Humas Polri bertugas untuk memberikan klarifikasi ataupun memberikan infofmasi yang benar kepada masyarakat.
"Otomatis menjadi tugas pokok kita untuk mengklarifikasi supaya info itu menjadi benar atau tidak, itu yang ditunggu pasti dari kita," ujar Gatot.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Dewan Pers Ingatkan Media Harus Berimbang
Menurut Gatot, dari hasil pemetaannya aksi saling serang di medsos itu akan banyak terjadi di Twitter, Facebook hingga TikTok. Dalam hal ini, Gatot mencontohkan, untuk wilayah Jakarta paling tinggi di Twitter. Kemudian, Papua di platform Facebook.
Baca juga: Matangkan Regulasi Pendidikan Pemilih, KPU Ungkap Masih Mengacu PKPU 2018
"Jadi harus melihat pemetaan wilayah-wilayah, berkoordinasi dengan Kominfo, kami analisa, banyaknya penggunaan platform medsos ini dimana. Termasuk yang paling ramai mulai adanya TikTok. TikTok menjadi sarana itu menyebar kecepatan, tidak perlu panjang, pendek," ucap Gatot.