-
Gawat! BNN Sebut 91 dari 1.150 Jenis Narkotika di Dunia Terdeteksi Masuk ke Indonesia
43 menit lalu -
Tersingkir di Hari Pertama Thailand Open 2023, Putri KW Kecewa
45 menit lalu -
Hitung-hitungan Kenaikan Gaji PNS, TNI-Polri di 2024
39 menit lalu -
Performa Menurun, Zacha/Bela Diparkir PBSI
27 menit lalu -
Sempat Punya Peluang Datangkan Erling Haaland dan Kylian Mbappe, Barcelona Justru Beli Ousmane Dembele dan Philippe Coutinho
26 menit lalu -
Demi Pulangkan Lionel Messi ke Camp Nou, Barcelona Bakal Jalin Kerjasama dengan Klub Ini
35 menit lalu -
Catatan Dahlan Iskan: Desember Emas
15 menit lalu -
Soal Cawapres Pendamping Anies, Ada Sinyal Apa dari Kepulauan Seribu?
15 menit lalu -
Pernyataan Nindy Ayunda Setelah Diperiksa Soal Kasus Dito Mahendra
10 menit lalu -
2,7 Juta Warga Indonesia Hidup dari Tembakau, Banyak yang Sudah Turun Temurun
5 menit lalu
Pilot Susi Air Disandera KKB Papua Lebih dari Sebulan, Belum Ada Tanda Bebas

GenPI.co - Wakil Ketua MPR Sjarifuddin Hasan prihatin karena pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua belum dibebaskan.
Padahal, pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu sudah disandera lebih dari sebulan.
"Setelah lebih dari satu bulan, peristiwa pembakaran dan penyanderaan belum ada tanda-tanda akan selesai," kata Sjarifuddin, Selasa (21/3).
Dia pun meminta Panglima TNI Yudho Margono menetapkan deadline penyelesaian kasus penyanderaan terhadap pilot Susi Air.
Menurut Sjarifuddin, masyarakat juga perlu mengetahui kepastian penyelamatan Philips.
"Masyarakat juga perlu tahu kapan hasilnya akan diketahui," ujar Sjarifuddin.
Sjarifuddin menyarankan Polri dan TNI harus bekerja sama menyelesaikan kasus penyanderaan terhadap pilot Susi Air Philips Max Mehrtens.
Pihaknya tidak ingin ulah para kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua makin brutal.
Oleh karena itu, Sjarifuddin meminta pemerintah bersikap lebih tegas agar tidak ada kerugian yang makin besar.
"Mereka (KKB Papua, red) sudah membuat rakyat tersakiti, keamanan terganggu, bahkan keutuhan bangsa ikut terancam," kata Sjarifuddin. (ant)
Simak video berikut ini: