-
Mendagri Terbitkan Instruksi Perpanjangan PPKM
56 menit lalu -
Punya Gaji Rp2,8 Miliar per Pekan, Sadio Mane Tak Segan Bersihkan Toilet Masjid
22 menit lalu -
RUU Pemilu Dinilai Belum Tegas Atur Kewenangan Penyelenggara
55 menit lalu -
Awalnya Malu, Georgina Rodriguez Ketagihan Olahraga Bareng Cristiano Ronaldo
24 menit lalu -
Prof Ahmad: Jaminan Keselamatan Mutlak Didapatkan Penumpang Saat Terbang
59 menit lalu -
Prajurit TNI Korban Penembakan di Papua, Praka Dedi Dimakamkan di Lombok Tengah
50 menit lalu -
Waspada Korsleting Listrik, Ini Imbauan PLN
48 menit lalu -
Dokter Meninggal Usai Divaksin Corona? Ini Faktanya
25 menit lalu -
Remaja Usia 16-18 Tahun Masuk Program Vaksinasi Covid-19 di Israel
36 menit lalu -
Demo Tolak Jam Malam di Belanda Rusuh, Lebih 100 Orang Ditahan
23 menit lalu -
Diprotes Netizen Karena Mengaku Ustaz, Aldi Taher Merespons Begini
42 menit lalu -
46.254 Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Sembuh
15 menit lalu
Petani Kakao di Aceh Keluhkan Harga yang Kian Menurun

PIDIE JAYA - Wabah corona tidak hanya membunuh manusia, tetapi juga menghancurkan perekonomian dari kalangan atas hingga kalangan kecil. Sejumlah petani kakao di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh merasakan dampaknya. Para petani mengeluh akibat harga jual biji kakao terus menurun selama pandemi Covid-19.
(Baca juga: Usai Dikepung Massa, Rumah Orangtua Mahfud MD Dijaga Banser)
Abdulrahman, salah satu petani di Desa Tunong, Kecamatan Pante Raja, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh mengatakan, dampak pandemi sangat terasa bagi perani seperti dirinya. Karena harga kakao terus terus menurun.
"Perawatan tanaman kakao lebih banyak mengeluarkan modalnya ketimbang pemasukan dari hasil panen selama ini," tutur Abdulrahman, Rabu (2/12/2020).
Abdulrahman mengaku, dirinya memiliki sekitar satu hektar lebih tanaman kakao dengan jumlah batang sekitar dua ratus lebih. Biaya perawatannya, kata dia tidak sebanding dengan pendapatan.
(Baca juga: Habib Rizieq: Penegakan Hukum Sudah Darurat, Penuh Rekayasa & Tumpul ke Buzzer)
"Selama pandemi harga kakao kering per kilo dijual ke agen pengumpul hanya Rp27 ribu. Sedangkan biji basah dijual Rp19 ribu per kilogramnya," tambah petani kakao ini.
Sebelum pandemi, lanjutnya harga biji kakao stabil dan para petani bisa menikmati hasilnya. "Dibeli oleh agen pengumpul dari harga Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram," pungkas Abdulrahman seraya berharap pemerintah bisa menstabilkan harga biji kakao