-
Hasil Arsenal vs Leeds United di Liga Inggris 2022-2023: Dwigol Gabriel Jesus Antar The Gunners Pesta Gol 4-1
58 menit lalu -
Timnas Argentina Diklaim Terima Pinangan Tim Asia Tenggara untuk FIFA Matchday Juni 2023, Hadapi Timnas Indonesia?
47 menit lalu -
TCL Luncurkan Telvisi Seri Terbaru dengan Teknologi Canggih, Cocok untuk Gamers
45 menit lalu -
Suporter Tuduh Erick Thohir Tidak Jujur soal Alasan FIFA Coret Indonesia
23 menit lalu -
PSMTI Bagikan 500 Takjil Buka Puasa di Jakbar, Menu Tradisional Jadi Pilihan
43 menit lalu -
Kebakaran Rumah di Cengkareng, 12 Mobil Damkar Dikerahkan
47 menit lalu -
Respons Once Mekel Terkait Larangan Nyanyi Lagu Dewa 19, Singgung 3 Vokalis Lain
46 menit lalu -
Arsenal vs Leeds: Beringas, The Gunners Jauhi Man City!
56 menit lalu -
Dukung UMKM, Komunitas Lebak Ekonomi Kreatif Gelar Wisata Kuliner
52 menit lalu -
Jurgen Klopp Sulit Menerima Kenyataan Liverpool Dibantai Manchester City 1-4
30 menit lalu -
Dua ASN Pemprov Kepri Ditangkap Polisi, Salah Satunya Ternyata Anak Mantan Gubernur
12 menit lalu -
Hasil Kualifikasi MotoGP Argentina: Alex Marquez Mengejutkan
16 menit lalu
Pertemuan Surya Paloh dengan Airlangga disebut Ultimatum untuk Kabinet Jokowi

GenPI.co - Pertemuan ketua umum (ketum) Partai NasDem Surya Paloh dengan ketum Golkar Airlangga Hartarto menuai respons beragam dari berbagai pihak, salah satunya pengamat politik.
Pengamat politik Institute for Digital Democracy (IDD) Yogyakarta, Bambang Arianto, menilai pertemuan tersebut menentukan rencana reshuffle kabinet Jokowi berlanjut atau tidak.
"Pasalnya beberapa hari terakhir beredar wacana akan ada reshuffle kabinet Indonesia Indonesia Maju pada Rabu Pon (1 Februari 2023)," ujar Bambang dalam keterangan resminya, Kamis (2/2).
Namun, lanjutnya, faktanya justru rencana reshuffle kabinet semakin ciut lantaran partai-partai yang akan terdepak sudah membangun konsolidasi.
Bambang menyebut, pertemuan kedua tokoh elite partai politik tersebut ingin memberikan sinyal bahwa Nasdem dan Golkar punya bargaining politik dan bukan partai kemarin sore.
"Artinya bila kemudian Menteri dari salah satu partai politik ini didepak dari kabinet tentu akan berdampak buruk bagi jalannya pemerintahan Jokowi," imbuhnya.
Apalagi menurut Bambang tren saat ini justru publik akan memberikan simpati dan dukungan terhadap partai politik yang berani berada di barisan oposisi.
"Gerbong politik istana harus cermat mengkalkulasi ketika ingin melakukan reshuffle kabinet," jelasnya.
Sebab, menurutnya dinamika jelang pemilu 2024 sangat lumrah bila banyak menteri dari partai politik justru sibuk membangun koalisi, karena itu akan menyangkut masa depan partai mereka masing-masing.
"Jangan sampai nantinya dukungan rakyat malah berbalik kepada partai politik yang didepak dari kabinet. Apalagi publik juga paham bahwa bagaimanapun partai Nasdem dan Golkar telah banyak berkontribusi", tukas Bambang Arianto.(*)
Kalian wajib tonton video yang satu ini: