-
Pendarat InSight NASA Alami Krisis Energi di Mars
49 menit lalu -
Ada Pegawai Positif Covid-19, Samsat Lampung Utara Ditutup Sementara
40 menit lalu -
Sri Mulyani Incar Pajak dari Pengelolaan Aset Negara Rp4,13 Triliun
37 menit lalu -
Muncul di Berita TV Gara-Gara Daun Bawang, Reaksi Key SHINee Buat Netizen Terpingkal
30 menit lalu -
Mantan Pemain: Juventus dan Cristiano Ronaldo Lebih Baik Cerai
48 menit lalu -
Bersama Carlo Ancelotti, Everton Miliki Masa Depan Cerah
39 menit lalu -
BNSP Sertifikasi Kompetensi SDM Perhotelan dan Restoran di Sekitar Candi Borobudur
48 menit lalu -
Pipa Bocor, Pertamina Bersihkan Cairan Minyak di Area Sawah
43 menit lalu -
Pertamina Tambah Kapal Pengangkut, Stok Elpiji Kalbar Aman
39 menit lalu -
Arang, Baut hingga Perhiasan Siap Diekspor ke Pasar Eropa dengan Tarif 0%
30 menit lalu -
Viral Perabot Rumah Dinas Wali Kota Sibolga Hilang Tiba-Tiba, DPRD Akan Cek Lokasi
55 menit lalu -
Politisi Jepang Diminta Minum Air Limbah Nuklir Fukushima Sebelum Membuangnya ke Laut
44 menit lalu
Penggunaan Bahasa Ibu Berkontribusi pada Capaian Siswa

JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) mendukung penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran kelas awal di Provinsi NTT. Hasil penelitian internasional menunjukkan bahwa penggunaan bahasa ibu memberikan kontribusi yang positif terhadap pencapaian target atau hasil belajar siswa, terutama di kelas awal.
"Ada 72 bahasa daerah di NTT yang saat ini yang telah dipetakan. Kondisi tersebut menggambarkan bahwa dari 72 bahasa daerah itu sebagian besar atau bahkan semua bahasa daerah itu menjadi bahasa ibu di wilayah provinsi NTT," ucap Kepala Badan Bahasa, E Aminudin Aziz, dalam keterangannya, Jumat (27/2).
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO, Arief Rachman mengatakan bahwa Hari Bahasa Ibu Internasional diperingati untuk meningkatkan kesadaran atas keragaman bahasa dan budaya serta multibahasa yang dimiliki. UNESCO menyadari, pentingnya peran bahasa ibu dan bahasa lokal.
Arief mengungkapkan, UNESCO menggarisbawahi pentingnya multilingualisme, khususnya penggunaan bahasa ibu, pada kehidupan sehari-hari maupun pembelajaran di sekolah. Bahasa ibu dinilai memiliki peran penting untuk menjamin inklusivitas dalam pendidikan, menjembatani proses pengajaran guru terhadap anak melalui daring, serta menyampaikan materi secara multilingual.
Ia menambahkan, tujuan pembelajaran yang utama di tahun-tahun awal pendidikan adalah pengembangan keterampilan literasi dasar, yakni membaca, menulis, dan berhitung. Untuk bisa mencapai keterampilan itu, maka dibutuhkan pendekatan, metode, teknik maupun strategi pembelajaran yang inovatif.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi memastikan program strategis untuk mendukung penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran sebagai bahasa transisi ke bahasa Indonesia telah tertuang dalam dokumen peta jalan (roadmap) pendidikan dan kebudayaan Provinsi NTT.
"Penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran sebagai bahasa transisi sudah terintegrasi dengan program quick-win dalam dokumen roadmap grand design," kata dia.
Berita Terkait
- Soal Kerumunan Kunker Jokowi, KSP: Tak Terhindarkan
- Penguasaan Bahasa Ibu Bantu Pelajari Bahasa Asing
- DPR: Kepala Daerah Wajib Warga Negara Indonesia
- Samira Ghannoum Tebarkan Islam Lewat Masakan
- Ethan Hawke Ungkap Alasannya Terlibat di Film Superhero