-
Pakar: Keluarga Korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air Perlu Didampingi Pengacara Berpengalaman
58 menit lalu -
Kronologi Longsornya Tebing Perumahan Pesona Jati Asri Bekasi
47 menit lalu -
Liverpool 100% Siap Berperang dengan Man United
34 menit lalu -
Diego Simeone Berusaha Keras Bangkitkan Joao Felix
32 menit lalu -
Hasil Lengkap Final Thailand Open 2021, Viktor Axelsen dan Carolina Marin Juara Lagi
56 menit lalu -
Sergino Dest Alami Krisis Kepercayaan Diri
52 menit lalu -
Link Live Streaming Piala FA: Chelsea Vs Luton Town
50 menit lalu -
Perempuan-Perempuan Itu Langsung Lari Masuk Lorong, 4 Terjaring, 1 Masih 17 Tahun
24 menit lalu -
Rumor Ardi Idrus Diincar 5 Klub Luar Negeri, Begini Kata Direktur Persib
35 menit lalu -
3 Hari Dibuka, 86 Jenazah Covid-19 Dimakamkan di TPU Bambu Apus
27 menit lalu -
Bukan Gempa, Tapi Dentuman Misterius di Buleleng Terekam Sensor BMKG
19 menit lalu -
Tamrin Tomagola Angkat Bicara Soal FPI, Pandji Makin Terpojok
56 menit lalu
Pengamat: Penangkapan Edhy Bisa Jadi Momentum Reshuffle

JAKARTA -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyoroti penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (25/11) dini hari. Menurutnya, peristiwa tersebut semakin membuka peluang terjadinya reshuffle di kabinet Indonesia Maju.
"Bisa jadi momentum reshuffle kabinet," kata Adi kepada Republika, Kamis (26/11).
Ia menganalisa, setidaknya ada dua kemungkinan terkait siapa pengganti Edhy Prabowo nantinya. Pertama, pengganti Edhy akan tetap berasal dari internal Gerindra.
"Terutama yang masuk inner circle Prabowo dimana loyalitas dan militansinya sudah teruji ke partai," ujarnya.
Kedua, ia melihat sangat mungkin pengganti Edhy dari pihak lain. Bisa dari profesional atau parpol lain. Namun, menurutnya, jatah menteri Gerindra tak akan dikurangi.
"Hanya merotasi kementerian untuk jatah Gerindra. Menteri KKP boleh orang lain, tapi ada kader Gerindra yang diproyeksikan di kementerian lain. Karena koalisi Gerindra ke jokowi bagian politik akomodasi," tuturnya.
Selain itu, ia juga melihat peristiwa tersebut memberikan efek negatif ke Gerindra. Hal tersebut merupakan hal yang alamiah terjadi dalam politik di Indonesia. Hanya saja persoalannya, citra negatif tersebut lekas hilang karena memori publik yang pendek dan kerap lupa dengan perilaku elit yang koruptif.
"Buktinya, banyak partai yang kadernya ditangkap KPK malah selalu kuat dalam pemilu. Inilah kenyataan politik kita saat ini. Perilaku korup elit tak berbanding lurus dengan kehancuran partai. Ironi sekali memang," kata dia.
Berita Terkait
- Ekspor Benur yang Disetop Setelah Penetapan Tersangka
- Pegawai KKP Bekerja Seperti Biasa Layani Masyarakat
- KPK Rilis Kasus Operasi Tangkap Tangan Menteri KKP
- Polda Metro Kembali Gelar Tes Cepat Massal di Petamburan
- Hansi Flick: Manuel Neuer Sosok Profesional dan Fokus