-
Mengupas Peluang Duet Ganjar Pranowo dan Prabowo di Pilpres 2024
59 menit lalu -
Breaking News: Timnas Thailand U-24 Tersingkir dari Asian Games 2023 Secara Memalukan!
59 menit lalu -
Alasan Pengusaha Jamu Lebih Pilih Ekspor Barang Mentah Dibanding Produk Jadi
56 menit lalu -
Survei Sebut Elektabilitas Bakal Calon Presiden Anies Baswedan Naik Tipis
52 menit lalu -
Derma Express: Membawa Kecantikan Lebih Terjangkau ke Bali
43 menit lalu -
Kontribusi Terhadap Pendapatan Negara, SIG Raih Penghargaan di Ajang Prominent Awards 2023
32 menit lalu -
Gagalkan Peredaran 55 Ribu Pil Ekstasi di Gunung Sahari, Polisi Tangkap 1 Tersangka
40 menit lalu -
Ramai Diisukan Bakal Digantikan Xabi Alonso, Carlo Ancelotti Pilih Fokus Tatap Laga Real Madrid vs Las Palmas
57 menit lalu -
Dijanjikan Kerja, ABG Cantik Ini Dijual Pasutri untuk Open BO Lewat MiChat
31 menit lalu -
Polisi Peminta Uang Jalan ke Korban Begal di Bandung, Diberikan Sanksi Disiplin!
38 menit lalu -
Dukungan Kemenangan Terus Bergulir Untuk Budiman Damanik, Caleg DPR RI
21 menit lalu -
Hasil Timnas Korea Utara U-24 vs Timnas Bahrain U-24 di Asian Games 2023: Menang 2-0, Chollima Melaju ke Perempatfinal
51 menit lalu
Pengamat Dukung Aturan Baru Liga Indonesia Tanpa Fans Lawan, Ini Alasannya

GenPI.co - Pengamat sepak bola mendukung aturan baru kompetisi Liga Indonesia musim depan terkait larangan fans atau suporter tim tamu melakukan tandang ke stadion lawan.
Aturan tersebut dibuat oleh PT LIB selaku operator liga dan juga PSSI untuk mengantisipasi kerusuhan antar suporter.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan, pascatragedi Kanjuruhan Malang, persepak bolaan Indonesia masih dalam masa transisi dan pantauan FIFA.
Jika selama masa transisi kembali terjadi kerusuhan suporter, FIFA akan memberikan sanksi pada PSSI.
Pengamat Sepak Bola Nasional, Kesit Budi Handoyo mendukung langkah PSSI dan PT LIB pada musim kompetisi Liga Indonesia 2023/24 terkait larangan kehadiran suporter ke kandang lawannya.
Kesit berpendapat, kebijakan tersebut diambil demi keamanan, kelancaran dan kenyamanan bersama jalannya pertandingan, mengingat suporter Indonesia mudah sekali terjadi gesekan di lapangan saat bertemu membela tim kesayangannya masing-masing.
"Di sisi lain kami ingin mereka bisa hadir langsung agar bisa mendukung tim pujaan, membuat stadion lebih bergemuruh. Namun di sisi lain masih ada tahapan yang sepertinya harus dijalani PSSI terkait dengan kesiapan pihak keamanan dalam menjaga kelancaran dan kenyamanan tempat atau kota di mana pertandingan itu digelar," ujar Kesit dari rilis yang diterima GenPI.co, Rabu (7/6).
Kesit menambahkan, pelarangan tersebut juga sebagai bentuk mitigasi terhadap bentrok antar suporter yang kerap terjadi di lapangan.
Pasalnya pascatragedi Kanjuruhan, Indonesia saat ini masih dipantau FIFA yang siap menjatuhkan sanksi jika hal serupa terjadi kembali.
"Selain itu soal warning yang diberikan FIFA tentunya juga tak bisa diabaikan," ucapnya.
Lanjut Kesit menyampaikan suporter Indonesia dan umumnya masyarakat Indonesia sangat mudah lupa terhadap suatu peristiwa atau tragedi.
Kesit mencontohkan ketika terjadi kerusuhan seperti yang terjadi di Malang atau pun Semarang, beberapa waktu kemudian terlupakan.
"Pascakejadian biasanya saling mengingatkan dan menyadarkan agar tidak lagi mengulang. Tapi, selama ini, setelah kejadian berlalu beberapa saat, seperti lupa, kemudian disadari atau tidak bikin ulah lagi yang akhirnya merugikan klub dan juga masyarakat lainnya," paparnya.
Lebih lanjut Kesit mengatakan sebagus apa pun peraturan yang dibuat PSSI untuk mencegah kerusuhan suporter jika tidak dipatuhi dan dijalankan dengan baik oleh seluruh suporter hasilnya akan sama saja.
"Apalagi jika sanksi yang diberikan tidak pernah membuat effect jera, maka kekhawatiran bakal terjadinya kericuhan tetap ada," ulasnya.(*)
Tonton Video viral berikut: