-
Rebut Posisi Ketiga di F1 GP Monaco 2023, Esteban Ocon Senang Bukan Main
59 menit lalu -
Kisah Tragis Leicester City, dari Juara Liga Inggris 2015-2016 Kini Harus Rela Terdegradasi
52 menit lalu -
Cegah calo tiket dan Bot, event olahraga dan lingkungan gunakan NFT
56 menit lalu -
Adi Wiryatama Ingin Salip Suara Made Urip
45 menit lalu -
Wabup Suiasa Hadiri HLUN Ke-27 Tahun 2023
22 menit lalu -
Gubernur Koster Serahkan Beasiswa Bank BPD Bali
43 menit lalu -
Gaji Ke-13 PNS Menggiurkan, Dinilai Bakal Menggoyang Perekonomian
42 menit lalu -
Bertransaksi Gunakan Kripto, Wisman akan Ditindak
29 menit lalu -
Pemprov Bali Segera Ajukan Evaluasi VoA
48 menit lalu -
Horor di Jalur Denpasar-Gilimanuk, Kecelakaan Lalulintas Terus Berulang
35 menit lalu -
Kalender Bali Senin 29 Mei 2023: Hari Baik Membangun Perumahan dan Mencari Nafkah
23 menit lalu -
Sidang Cerai Hari Ini, Desta dan Natasha Rizki Akan Hadir?
49 menit lalu
0
Pemkab Badung Ingin Jadi Penentu Penurunan Stunting Nasional

Kabupaten Badung sendiri menjadi salah satu kabupaten/kota di tanah air yang memiliki tingkat stunting yang rendah. Terakhir kali tingkat stunting di kabupaten berlambang keris ini sekitar 6,6 pada bulan Maret 2023. Angka ini lebih rendah dari rata-rata prevalensi stunting di Provinsi Bali yakni 8 persen.
"Pemerintah pusat sudah menentukan bahwa problem stunting harus sudah tuntas tahun 2024. Nah, kami di Badung ingin menjadi faktor pendongkrak dan penarik penurunan stunting nasional," ujar Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa ketika memimpin rakor penghapusan kemiskinan dan penurunan stunting di Puspem Badung pada Senin (27/3/2023).
Optimisme Suiasa soal jadi faktor penentu penurunan stunting ini tidak terlepas dari kebangkitan ekonomi Badung. Kata Wakil Bupati Badung asal Desa Pecatu, Kuta Selatan, pariwisata sudah pulih yang artinya pendapatan meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi di Badung mencapai 9,9 persen. Jauh meningkat daripada tahun pertama pandemi atau tahun 2020 yang terkontraksi minus 16 persen. Berbinarnya pertumbuhan ekonomi ini dirasa mampu memuluskan politik anggaran untuk mendongkrak program terutama penurunan kemiskinan.
"Penurunan stunting ini bisa dilakukan apabila fokus dicurahkan untuk membuat kebijakan, fokus untuk politik anggaran, dan fokus bergerak jalankan program," imbuh Suiasa.
Suiasa menegaskan, output dari politik anggaran bukan untuk memanjakan masyarakat. Sebab, pengucuran dana untuk peningkatan kesejahteraan yang bermuara pada penurunan angka stunting tidak bersifat permanen. Orientasi terhadap pembukaan lapangan kerja dan dorongan bagi UMKM akan dititikberatkan agar taraf ekonomi masyarakat meningkat secara berdikari. *rat
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali