-
Efek India Dibekukan, PSM Makassar Berpotensi Lolos Otomatis ke Final AFC Cup 2022 Antarzona jika Kalahkan Kuala Lumpur City FC
28 menit lalu -
Wall Street Bergerak 2 Arah, Nasdaq Turun 0,19%
49 menit lalu -
Bang Edi Minta Polri Hati-Hati Tetapkan Tersangka Baru Kasus Ferdy Sambo, Ada Apa?
31 menit lalu -
Rebut Pengaruh Ketokohan, Zulhas Dukung Sandiaga di Pilpres 2024
30 menit lalu -
Liverpool Kutuk Ancaman untuk Joachim Andersen
28 menit lalu -
Irjen Panca Ultimatum Bos Judi Terbesar di Sumut Ini Segera Menyerahkan Diri: Saya Cari!
51 menit lalu -
5 Pahlawan Perempuan yang Sosoknya Diabadikan di Uang Rupiah
44 menit lalu -
HUT ke-77 RI, Ribuan Santri di Lampung Doakan Pahlawan dan Ganjar untuk Presiden 2024
12 menit lalu -
Dukung Kemerdekaan Indonesia, Wanita Belanda Ini Serahkan Anak Perempuannya ke Soekarno
50 menit lalu -
5 Pahlawan Nasional dari Sumut, Ada Jenderal Bintang 5
50 menit lalu -
Lenggak-lenggok Sri Mulyani Bareng Bestie Menlu Retno di Gedung DPR
35 menit lalu -
Begini Suasana Upacara HUT Kemerdekaan RI Ke-77 di Plaza Selatan Monas yang Dipimpin Anies
34 menit lalu
PBB Peringatkan Risiko Nyata Kelaparan Akut Tahun Ini, 2023 Bisa Lebih Parah

NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengatakan dunia menghadapi "risiko nyata" berbagai kelaparan akut tahun ini, dan bahwa tahun 2023 bisa lebih buruk lagi. Hal ini disampaikannya dalam konferensi internasional tentang ketahanan pangan global di Berlin, Jerman pada Jumat (24/6/2022).
"Perang di Ukraina telah menambah masalah yang telah muncul selama bertahun-tahun - gangguan iklim, pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang sangat tidak merata," ujarnya melalui pesan video, dikutip VOA.
Ditambahkannya, kenaikan harga bahan bakar dan pupuk secara dramatis telah menimbulkan dampak pada petani di seluruh dunia. "Semua panen akan terdampak, termasuk beras dan jagung, yang mempengaruhi miliaran orang di seluruh Asia, Afrika dan Amerika," lanjutnya.
"Masalah akses pangan tahun ini bisa menjadi kekurangan pangan global tahun depan," terangnya.
Guterres memperingatkan tidak ada negara yang kebal dari dampak sosial dan ekonomi.
Baca juga: Jerman: Rusia Sengaja Gunakan Kelaparan Sebagai Senjata Perang
Invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari lalu ke Ukraina telah mengganggu ketersediaan pangan dan rantai pasokan. PBB mengatakan lebih dari 36 negara mendapatkan setengah atau lebih pasokan gandum mereka dari wilayah Laut Hitam.
Baca juga: Sekjen PBB Sebut Perang Ukraina Bisa Memicu Kelaparan Dunia
Selain menghancurkan dan mencuri sebagian biji-bijian Amerika, militer Rusia telah memblokir kota pelabuhan Odesa di bagian selatan negara itu, mencegah ekspor lebih dari 20 juta ton gandum Ukraina.