-
Imigrasi Luncurkan Website 'Molina'
48 menit lalu -
JPU akan Hadirkan Saksi Kasus Penipuan Ratusan Mahasiswa IPB di Persidangan Pekan Depan
53 menit lalu -
Forkom Dewi Dukung JUT Jadi Sarana Pariwisata
42 menit lalu -
Bagaimana Inter Milan Kejar Napoli? Ini Jawaban Simone Inzaghi
38 menit lalu -
Jadwal dan Lokasi Vaksin Covid-19 Surabaya Hari Ini 28 Januari 2023
28 menit lalu -
Bupati Rakor dengan Tim Bantuan Hukum
59 menit lalu -
Lima Warga Tewas, Kepala BNPB Terbang ke Manado Pantau Penanganan Darurat Banjir dan Longsor
51 menit lalu -
Cara dapat Vaksin Booster Kedua di Kulon Progo
38 menit lalu -
PSIS Semarang Lepas Tiga Pemain, Siapa Saja?
16 menit lalu -
PermenPANRB 1 Tahun 2023: Mindset Pejabat Fungsional Harus Berubah, 3 Hal Ini
56 menit lalu -
458 Perenang Saling Adu Cepat di Bali Swimming Challenge
49 menit lalu -
Vaksin Booster Ke-2 Gratis, Epidemiolog: Susun Regulasi Kesehatan yang Komprehensif
33 menit lalu
Pascagempa, BMKG Ingatkan Warga Cianjur Waspadai Longsor dan Banjir

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mewaspasai bencana lanjutan berupa tanah longsor dan banjir bandang usai guncangan gempa magnitudo 5,6.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, imbauan ini dikhususkan bagi masyarakat Cianjur yang bermukim di daerah lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai.
Menurutnya, besar kemungkinan lereng-lereng perbukitan di Cianjur menjadi rapuh usai terjadinya gempa bumi. Hal ini dapat semakin diperparah dengan tingginya intensitas hujan yang berpotensi mengguyur Cianjur.
"Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng. Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin," ujar Dwikorita, Selasa (22/11/2022).
BMKG juga meminta masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa bumi. Karena dikhawatirkan struktur bangunan tidak kuat menopang dan dapat ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.
"Untuk sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1,5 magnitudo," kata Dwikorita.
Tim Survey BMKG, disebutkan Dwikorita, saat ini melakukan perekaman gempa-gempa susulan dan tingkat kerusakan.
"Ini diperlukan untuk menghasilkan peta makrozonasi dan mikrozonasi yang diperlukan untuk mendukung proses rekonstruksi dan penyempurnaan tata ruang," tutup Dwikorita Karnawati.