-
Profil Alta Ballah, Wonderkid Persebaya yang Sempat Lolos Trial di Spanyol tapi Justru Memilih Balik ke Indonesia
58 menit lalu -
Buriram United Ditegur Gara-Gara Pasang CCTV di Ruang Ganti
53 menit lalu -
TNI AL Selamatkan KM Nuraini Jaya yang Rusak Akibat Diterjang Gelombang
58 menit lalu -
Inilah Alasan Pemerintah Bangun Apartemen ASN di IKN daripada Rumah Tapak. Baik untuk Lingkungan?
56 menit lalu -
Kolaborasi Huawei dan Kementerian PPPA, persiapkan pemimpin digital perempuan
56 menit lalu -
Pekerja Migran Gianyar Gelar Musyawarah Kerja, Diikuti 35 Peserta
41 menit lalu -
KSP Kubu Bingin Prakarsai Baksos di Desa Kemenuh
40 menit lalu -
Partai Nasdem Sambangi Golkar Hari Ini, Sinyal Gabung KIB?
49 menit lalu -
Cuaca Jawa Timur 1 Februari 2023, Hujan Lebat Pagi-Malam di Wilayah Berikut
42 menit lalu -
PSS Sleman Menang Lagi, Coach Seto Tak Ingin Besar Kepala
42 menit lalu -
IHSG Dibuka Menguat ke Level 6.855
37 menit lalu -
Cuaca Riau Rabu 1 Februari 2023, Waspadai Angin Kencang dan Gelombang Tinggi
36 menit lalu
Pasca Kematian Massal Ikan, Populasi Rinuak di Danau Maninjau Berkurang Drastis

Covesia.com - Pasca kematian massal ikan di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat beberapa hari yang lalu, populasi rinuak berkurang.
Salah seorang nelayan rinuak di Nagari Sungai Batang, Fauzan (28) mengatakan, saat ini hasil tangkapan hewan endemik jenis ini jauh berkurang bahkan menurun drastis semenjak sepekan terakhir.
Saat ini dalam sekali menjaring para nelayan hanya mampu menangkap 3 sampai 5 kg rinuak, jumlah tersebut jauh berkurang dari Minggu lalu yang bisa mencapai 15 kg sampai 20 kg.
"Sekarang sudah mulai sulit pak, rinuak berkurang, saat tubo danau memang hasil tangkapan kami meningkat namun 2 hari terakhir jauh berkurang," ujarnya Senin (28/11/2022).
Menurutnya, hal tersebut sudah biasa kalau terjadi musibah tubo danau kurangnya rinuak seiring dengan populasi jenis ikan lainnya, kondisi ini terus akan terjadi sampai beberapa bulan kedepan.
Berkurangnya hasil tangkapan tersebut juga berimbas kepada harga jual di pasaran. Untuk saat ini harga jual rinuak di pasar mencapai Rp 20 ribu /kg, naik dua kali lipat dari sebelumnya.
Meski demikian, minat masyarakat untuk mengkonsumsi ikan berukuran kecil ini tidak menurun bahkan permintaan semakin meningkat sampai ke luar kota.
"Saat ini kita kesulitan memenuhi permintaan pelanggan, di pasar tradisional saja menjelang siang dagangan kami sudah habis, belum lagi ada pesanan dari Jambi dan Pekanbaru, saat ini tidak bisa kami penuhi," tutupnya.
(jhn)