-
Tak Hanya Dipermalukan Monza 2-0 di Liga Italia 2022-2023, Juventus Juga Ditimpa Nasib Sial Lain!
50 menit lalu -
Dikonfirmasi Pelatih Zenit St Petersburg, PSG Tertarik Boyong Malcom di Bursa Transfer Januari 2023
40 menit lalu -
Demi Ganjar Presiden 2024, Ganjaran Buruh Berjuang Banten Siap Begerilya
46 menit lalu -
Pemain Asal Brasil Vitinho Resmi Dikontrak PSIS Semarang
41 menit lalu -
Tersingkir dari Piala FA, Liverpool Perpanjang Kutukan Juara Bertahan
26 menit lalu -
Pamela Safitri Tebar Pesona Pakai Busana Merah, Netizen: Kenapa Bikin Salfok Terus Sih
56 menit lalu -
Hendak Pulang Setelah Bermain di Indekos Temannya, Pejabat Bank di Riau Ditemukan Tewas
6 menit lalu -
Newcastle United Resmi Perkenalkan Anthony Gordon sebagai Rekrutan Baru
18 menit lalu -
Gagal Juara Indonesia Masters 2023, Chico Berhasil Pecahkan Rekor
6 menit lalu
Muktamar ke-14 Nasyiatul Aisyiyah Siap Hasilkan Isu Strategis Memajukan Perempuan

JAKARTA -- Nasyiatul Aisyiyah bersiap melaksanakan gelaran Muktamar ke-14 pada 2-4 Desember 2022 di Kota Bandung. Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Diyah Puspitarini mengatakan seharusnya muktamar dengan tema "Memajukan Perempuan, Menguatkan Peradaban" ini dilaksanakan pada 2020, namun tertunda karena pandemi.
"Beberapa pertimbangkan kami tidak melakukan muktamar secara online karena muktamar bukan hanya soal menyelesaikan tanggung jawab, tetapi juga menjalin ukhuwah," kata Diyah melalui keterangan tertulisnya, Rabu (30/11/2022).
Memajukan perempuan disebut bukan dengan pemaknaan saat ini bukan perempuan mengalami ketertinggalan, akan tetapi saat ini perempuan sudah diberikan ruang aspirasi tapi masih ada aspek yang tertinggal. "Seperti jaminan hak, angka kekerasan, angka perceraian, dampak pandemi juga salah satunya banyaknya PHK yang dialami perempuan dan semua aspek ini perlu menjadi perhatian kita bersama," kata Dyah.
Diyah mengatakan, memajukan perempuan juga harus dilakukan dengan pelaksanaan sikap dan dibuktikan dengan kontribusi nyata oleh perempuan. Nasyiatul Aisyiyah sejak awal berdirinya merupakan wujud nyata dari terbuka luasnya ruang gerak bagi perempuan muda Muhammadiyah untuk bisa berkiprah berdakwah amar maruf nahi munkar.
Diyah menjelaskan terkait menguatkan peradaban, bahwa peradaban konteksnya bukan hanya skala lokal tapi makna yang luas dan memiliki ruang waktu yang cukup lama. Itu termasuk memajukan kualitas perempuan yang merupakan bagian menguatkan peradaban.
Jelang satu abad, Nasyiatul Aisyiyah terus mendorong para perempuan agar memiliki peran strategis di berbagai bidang, termasuk merintis internasionalisasi. Nasyiatul Aisyiyah sebagain jawaban era revolusi industri yang menuntut manusia termasuk perempuan memiliki peran strategis di berbagai bidang.
Terpilihnya Bandung sebagai lokasi muktamar juga memiliki latar historis. Pada 1965 di Kongres Muhammadiyah ke-26 di Bandung, Nasyiatul Aisyiyah resmi menjadi organisasi otonom. Pada masa itu, pada 1965 sudah membuktikan Muhammadiyah memberikan ruang besar bagi perempuan untuk berkiprah.
Berita Terkait
- Nasyiatul Aisyiyah Gelar Muktamar ke XIV Usung Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan
- Muktamar Aisyiyah Bahas Arah Pandangan Perjuangan Majukan Perempuan
- Komnas Adukan Persoalan Perempuan Indonesia ke Markas PBB
- Kuasa Hukum Devi Athok Pertanyakan Hasil Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan
- Pemimpin ISIS Dikonformasi Tewas Dalam Pertempuran