-
Berhasil Tembus Perempatfinal Piala Presiden 2022, Pelatih PSS Sleman Ingatkan Hal Ini kepada Pemainnya
50 menit lalu -
Media Vietnam Terkejut Bali United Kalah 2-5 dari Visakha FC di AFC Cup 2022
42 menit lalu -
Mendekati Idul Adha, Hewan Sembuh Terpapar PMK di Sumbar Bertambah
55 menit lalu -
Piala AFF U-19 2022: Persaingan Sengit Timnas Indonesia U-19, Thailand, Malaysia dan Vietnam, Siapa Juaranya?
29 menit lalu -
KoDe Inisiatif: Pemilu 2024 Singkat, Sengketa Tak Boleh Lama-lama
47 menit lalu -
Pemenuhan ASN Tiga Daerah Pemekaran Papua Berasal dari Provinsi Induk
36 menit lalu -
Pemkot Bandung Siap Kooperatif Dalam Kasus Meninggalnya Dua Bobotoh di Stadion GBLA
35 menit lalu -
PSG Cuci Gudang, Bakal Lepas 11 Pemain Termasuk Neymar Jr
59 menit lalu -
Menpora Soal Israel Lolos Piala Dunia U-20: Tak Perlu Marah-Marah
56 menit lalu -
Utang Garuda Indonesia Berkurang 81%, Segini yang Harus Dibayar ke Kreditur
29 menit lalu -
Dapat PMN Rp7,5 Triliun, Garuda Indonesia Pakai Perbaikan Pesawat
59 menit lalu -
Merugi Miliaran, Patricia Gouw Ikut Aksi Damai bersama Korban Investasi Bodong
57 menit lalu
Menkes : 99,2 persen Masyarakat Miliki Antibodi dan Kadar Antibodi Tinggi

JAKARTA--Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap latarbelakang pemerintah mengambil langkah-langkah transisi secara bertahap yakni pelonggaran masker. Menkes mengungkap, salah satu alasannya adalah imunitas masyarakat Indonesia terhadap varian baru Omicron relatif cukup baik.
Menurut Menkes, hal ini sudah terkonfirmasi dengan dua kali sero survei yang dilakukan pemerintah saat Desember 2021 dan sebelum mudik lebaran khususnya untuk masyarakat di Jawa-Bali. Pada sero survei Desember, sekitar 93 persen sudah memiliki antibodi baik berasal dari vaksinasi maupun infeksi.
"Nah sebelum mudik lebaran sero survei berikutnya untuk melihat kondisi di grup orang yang sama, ternyata naik dari 93 persen menjadi 99,2 persen," ujar Menkes dalam keterangan persnya, Selasa (17/5/2022).
Menkes melanjutkan, data menunjukkan bukan hanya jumlah populasi masyarakat yang memiliki antibodi lebih banyak tetapi juga titer atau kadar antibodi pada masyarakat jauh lebih tinggi.
Ia menjelaskan, jika pada sero survei Desember rata-rata kadar antibodinya dalam orde ratusan sekitar 500-600 tetapi pada Maret 2022, meningkat dalam orde ribuan."Kita ukur untuk grup yang sama kadar antibodinya naik ke orde ribuan mungkin 7-8 ribu ordenya," kata Budi Gunadi.
Hal ini kata Menkes, membuktikan masyarakat Indonesia, selain telah banyak memiliki antibodinya tetapi juga kadar antibodinya naik lebih tinggi. Ini terjadi karena banyak masyarakat yang sudah divaksinasi kemudian terinfeksi varian Omicron.
Berdasarkan hasil riset seluruh dunia menyebut kombinasi dari vaksinasi ditambah infeksi akan membentuk yang disebut super immunity sehingga kekebalannya atau kadar antibodinya tinggi dan bisa bertahan lama.
Pemerintah juga kata Budi, mengamati semakin menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia, dibandingkan negara lainnya yang kasusnya relatif masih tinggi untuk jenis varian yang sama di Indonesia.
Menurutnya, selama ini kenaikan kasus Covid-19 disebabkan karena adanya varian baru dan bukan karena adanya hajat besar seperti lebaran dan tahun baru. Terbukti, saat ini terjadi lonjakan kasus di AS, Jepang, Taiwan, Cina lantaran dari sub-varian BA2 Omicron."Sehingga dengan demikian kita melihat secara bertahap kita bisa mulailah melakukan langkah-langkah transisi awal dari pandemi menjadi endemi," kata Budi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan pemerintah membolehkan tidak memakai masker di luar ruangan atau area terbuka. Presiden Jokowi mengatakan, kebijakan ini diambil dengan memperhatikan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia yang saat ini terkendali."Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker. Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau area terbuka yang tidak padat orang maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker," kata Presiden Jokowi dalam keterangan persnya secara daring, Selasa (17/5/2022).
Namun, Presiden Jokowi mengatakan, untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik tetap harus menggunakan masker. Jokowi juga meminta untuk masyarakat yang masuk kategori kelompok rentan seperti lansia, memiliki riwayat penyakit komorbid untuk tetap menggunakan masker.
"Saya tetap menyarankan untuk menggunakan masker saat beraktivitas. Demikian juga bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek maka tetap harus menggunakan masker ketika melakukan aktivitas," ujar Jokowi.
Selain itu, Pemerintah juga memberi kelonggaran untuk masyarakat yang sudah divaksinasi lengkap, tidak perlu melakukan tes Covid-19."Bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri yang sudah mendapatkan dosis vaksinasi lengkap maka sudah tidak perlu untuk melakukan tes swab PCR maupun antigen," kata Jokowi.
Berita Terkait
- Belum Ada Indikasi Kenaikan Kasus Covid-19 Usai Libur Lebaran
- Antisipasi Pandemi Baru, Rapid Test Kit Dipersiapkan untuk Penyakit Menular Lain
- Menkes: Jepang Berkomitmen Bantu Pembiayaan ACPHEED
- Pelatih Southampton Yakin Timnya Bisa Buat Liverpool Kerja Keras
- Kemendag Bikin Program Migor Rakyat Rp 14 Ribu, Target 10 Ribu Titik