-
Fuse terbitkan 150 juta polis, premi bruto capai Rp 3 triliun tahun 2022
33 menit lalu -
Hari Raya Nyepi 2023, Pelayanan SIM Keliling di Jakarta Diliburkan
58 menit lalu -
Media Malaysia Soroti Gubernur Bali yang Tolak Timnas Israel U-20 Tampil di Bali pada Piala Dunia U-20 2023
36 menit lalu -
Aturan Bayar Tol Tanpa Sentuh Bakal Rampung Juni 2023, Ada Sanksi Bagi Pelanggar?
46 menit lalu -
Pernyataan Kontroversial Menteri Israel, Sebut Tak Ada Namanya Orang Palestina
53 menit lalu -
WNI Dipungut Biaya Rp4 Juta, Ini Penjelasan Bea Cukai
41 menit lalu -
Cuaca Jawa Timur 22 Maret 2023, Siang-Sore Hujan Lebat, Malamnya Gerimis
27 menit lalu -
Raffi Ahmad Bertemu Bobby Nasution, Lalu Memohon Maaf kepada Warga Medan
58 menit lalu -
Linda Klaim Kunjungi Pabrik Sabu di Taiwan Bersama Irjen Teddy Minahas, Ini Kata Polisi
52 menit lalu -
Legenda Prancis Kritik Keputusan Didier Deschamps Pilih Kylian Mbappe ketimbang Antoine Griezmann untuk Jadi Kapten Les Bleus
33 menit lalu -
5 Berita Terpopuler: Honorer K2 Minta Ijazah SMA Diakomodasi, Jokowi Kumpulkan Petinggi Negara, Ada Kabar Baru Apa?
28 menit lalu -
Harga Pertalite Bulan Depan Bisa Turun? Cek di Sini
24 menit lalu
Makjleb! Bos Intelijen Inggris Kuliti Vladimir Putin, Ukraina Bisa Ketiban Untung
Kepala badan intelijen Inggris, Sir Jeremy Fleming, mengatakan Presiden Vladimir Putin telah "sangat keliru menilai" soal kesulitan yang akan dihadapi dalam menyerang Ukraina.
Ia juga menyebuttentara Rusia menyabotase peralatan militer mereka sendiri karena moral yang memburuk.
Baca Juga: Intelijen Militer Inggris Bilang Penembakan dan Serangan Rudal Rusia akan Terus Berlanjut
Sir Jeremymenyampaikan penilaian tersebut saat berpidato di National Security College (NSC) di Canberra dalam kunjungannya ke Australia.
MenurutnyaPemerintah Rusia mulai menyadari telah membuat kesalahan perhitungan strategis, namun penasihat Presiden Rusia "takut" untuk menyampaikan yang sebenarnya tentang tingkat kekalahan mereka.
"Jelas sekali [Putin] salah menilai perlawanan dari rakyat Ukraina," katanya.
"Dia meremehkan kekuatan koalisi dalam menghadapi tindakannya.Dia meremehkan konsekuensi ekonomi dari sanksi yang dijatuhkan," ujar Sir Jeremy.
"Dia melebih-lebihkan kemampuan militernya sendiri akan mengamankan kemenangan yang cepat," jelasnya.
"Kita percaya para penasihat Putin takut untuk mengatakan yang sebenarnya," tambahnya.
Sir Jeremy mengklaimtentara Rusia "menolak untuk melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri".
Namun dia tidak menyebutkan informasinya berasal dari mana.
Sir Jeremy menilaiRusia tidak mengerahkan serangan 'cyber' besar-besaran di Ukraina untuk melumpuhkan negara itu dan mengatakan serangan semacam itu bukan bagian utama dari rencana Rusia.
Namun dia mengatakan masih ada "niat berkelanjutan dari Rusia untuk mengganggu sistem pemerintahan dan militer Ukraina".
Sir Jeremy juga memperingatkan negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat dan Australia mungkin menjadi sasaran berikutnya.
"Kita tentu telah melihat indikator yang menunjukkan bahwa aktor siber Rusia mencari target di negara-negara yang menentang tindakan mereka," katanya.
Dia juga menyampaikan penilaian yang blak-blakan tentang China, dengan mengatakan Chinamemutuskan untuk mendukung Rusia saat ini sebagian karena berharap untuk merebut kembali Taiwan.
"[Presiden China Xi Jinping]tidak secara terbuka mengutuk invasi ini, mungkin menghitung bahwa hal itu membantunya menentang AS," katanya.
"Dandengan tujuan untuk merebut kembali Taiwan, China tidak ingin melakukan apa pun yang dapat membatasi kemampuannya untuk bergerak di masa depan," katanya.
Namun Sir Jeremy mengatakan kemitraan itu memiliki risiko bagi kedua negara otoriter.
"Rusia memahami bahwa dalam jangka panjang, China akan menjadi semakin kuat secara militer dan ekonomi. Beberapa kepentingan mereka berkonflik. Rusia bisa tersingkir," katanya.