-
Tri Indonesia Beri Bonus Kuota Internet 5GB Tiap Pengguna Isi Ulang
59 menit lalu -
Kurt Zouma, Bek Muslim Chelsea yang Tak Lupa Bersyukur
51 menit lalu -
MPM Honda Jatim Kembali Raih BOB Public Relation Honda Award
59 menit lalu -
2 Dekade, Dana Otsus Papua dan Papua Barat Tembus Rp138 Triliun
44 menit lalu -
Ahli Epidemiologi: Jangan Percaya Hoaks Soal Chip Dalam Vaksin Corona
52 menit lalu -
Indonesia Bakal Dapatkan Vaksin Covid-19 Gratis
22 menit lalu -
Dewan Pers: Ada Pasukan Cyber yang Tugasnya Menyebar Hoaks
45 menit lalu -
Mahfud: Kalau tak Suka Tudingan Orang Lain, Jangan Dihina
51 menit lalu -
Covid-19: Siapa yang harus bertanggung jawab melaksanakan vaksinasi di Tepi Barat dan Gaza, Israel atau Otorita Palestina?
22 menit lalu -
Takut Diceraikan, Istri Bantu Suami Perkosa Wanita Lain
29 menit lalu -
Perkiraan Pemain Inter Milan vs AC Milan di Coppa Italia: Mario Mandzukic Jadi Starter?
59 menit lalu -
Fashion Ikon 5 Aktris Drakor Cantik, dari IU hingga Son Ye Jin
57 menit lalu
Makin Dongkol, Warga China Makin Ga Leluasa buat Dapatkan Visa AS karena...

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) akan menolak visa untuk warga China yang terlibat dalam operasi luar negeri yang melibatkan aksi kekerasan dan intimidasi.
Pembatasan visa tersebut akan diterapkan pada pejabat Partai Komunis China atau siapapun yang berpartisipasi dalam propaganda atau kegiatan di bawah United Front Work Department (UFWD) Partai Komunis China. Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
Baca Juga: Sentil Kuantum Ciptaan Google, Fisikawan China Ngaku Teknologinya Bisa Begini
UFWD selama ini terlibat dalam usaha untuk menekan orang-orang di luar perbatasan China. Sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Uighur dan Tibet.
Menlu Pompeo mengumumkan batasan baru ini mencakup mengungkapkan informasi pribadi tentang para pengkritik di dunia maya dan keluarga mereka.
"Tindakan ini untuk menunjukkan bahwa orang-orang yang bertanggung jawab atas tindakan melanggar peraturan internasional tidak diterima di Amerika Serikat," ujar Mike Pompeio, dikutip dari AP.
Warga negara China akan ditolak visanya oleh otoritas AS jika mereka terlibat dalam kegiatan UFWD dengan menggunakan cara kekerasan, ancaman atau cara lain untuk menekan komunitas Tionghoa di perantauan, akademisi atau kelompok masyarakat sipil di AS atau di tempat lain.
"PKC narasi otoriter dan preferensi kebijakan, "kata Departemen Luar Negeri dalam pernyataan terpisah tentang tindakan tersebut.
Belum jelas berapa banyak orang yang berpotensi dicakup oleh pembatasan baruini. Kebijakan tersebut dilakukan bersamaan dengan rencana untuk memberlakukan batasan waktu baru pada visa untuk anggota Partai Komunis China dan keluarga mereka, memotong waktu berlakunya dokumen perjalanan dari 10 tahun menjadi satu bulan.
China menanggapi pembatasan tersebut dengan menuduh pemerintah AS melakukan 'peningkatan penindasan politik'. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan Kamis bahwa pembatasan perjalanan 'sama sekali tidak konsisten dengan kepentingan AS sendiri' dan akan merusak citra global Amerika Serikat.
Penulis: Redaksi
Editor: Muhammad Syahrianto
Foto: Reuters/Thomas Peter