-
Sukawati Heboh, Mahasiswa Ditemukan Gantung Diri
56 menit lalu -
Program Uang Kaget, Hary Tanoe: Makin Banyak yang Peduli Indonesia Cepat Lebih Maju
40 menit lalu -
Kabupaten Puncak Daerah Rawan, Intelektual Muda Papua Minta Pj Bupati Putra Daerah
51 menit lalu -
Tersambung Tol, Balikpapan-IKN Cuma 30 Menit
49 menit lalu -
Hary Tanoe Bagikan Pesan Donald Trump untuk Presiden Jokowi
39 menit lalu -
Kecelakaan Beruntun di Jalur Pantura Situbondo, 2 Orang Tewas
39 menit lalu -
Ganjar Pranowo Sosok Pemimpin Tepat Buat Indonesia, Kata Ulama dan Kiai
52 menit lalu -
Tren Positif Arema FC di Bali Terhenti, Persebaya Bikin Singo Edan Mati Kutu
44 menit lalu -
Pemain Muda Bhayangkara FC Bisa Jadi Ancaman Persib
30 menit lalu -
Polisi Kantongi Identitas Terduga Penganiaya Wanita hingga Tewas di Bogor
14 menit lalu -
Difabel dan ABK Karanganom Klaten Kini Tak Lagi Merasa Terabaikan
23 menit lalu -
Sultan Apresiasi Pemerintah Siapkan Jatah Khusus Bagi Tenaga Honorer Dalam Seleksi CASN 2023
15 menit lalu
Lukashenko Tawarkan Senjata Nuklir Bagi Negara yang Ingin Bergabung dengan Persatuan Rusia-Belarusia
MINSK - Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko mengatakan bahwa "ada senjata nuklir untuk semua" jika ada negara lain yang ingin bergabung dengan Persatuan Rusia-Belarusia.
Pekan lalu Moskow melanjutkan rencana untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia, dalam penyebaran pertama hulu ledak semacam itu di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991. Langkah Rusia ini telah memicu kekhawatiran di Barat.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan di televisi pemerintah Rusia pada Minggu, (28/5/2023) malam, Lukashenko, sekutu paling setia Presiden Vladimir Putin, mengatakan bahwa harus "dipahami secara strategis" bahwa Minsk dan Moskow memiliki kesempatan unik untuk bersatu.
"Tidak ada yang menentang Kazakhstan dan negara-negara lain yang memiliki hubungan dekat yang sama seperti yang kita miliki dengan Federasi Rusia," kata Lukashenko sebagaimana dilansir Reuters.
"Jika seseorang khawatir ... (maka) itu sangat sederhana: bergabung dengan Negara Persatuan Belarusia dan Rusia. Itu saja: akan ada senjata nuklir untuk semua."
Dia menambahkan bahwa itu adalah pandangannya sendiri - bukan pandangan Rusia.