-
Zulhas Sebut Ada Penambahan Jumlah Menteri di Pemerintahan Prabowo
58 menit lalu -
Bali United Bermain Standar Kontra Arema FC, Statistiknya Biasa-biasa Saja, Duh
55 menit lalu -
Pemkab Bogor Rancang Konsep Besar Pengembangan Geopark Halimun Salak Bersama Akademisi
49 menit lalu -
Tingkatkan Layanan di Jateng, BTN Perluas Jaringan di Lingkungan Kampus
46 menit lalu -
KAI Logistik Catat Angkutan Limbah B3 Naik Jadi 1.500 Ton
57 menit lalu -
Polres Blitar Berhentikan Truk Mencurigakan, Sita 6.307 Botol Arak Bali
46 menit lalu -
Persib vs PSM: Pangeran Biru Kembali Berbagi Poin, Bojan Hodak Ungkap Penyebabnya
48 menit lalu -
Residivis, Warga Jalan Angkola Siantar Terancam 7 Tahun di Simalungun
42 menit lalu -
Tonton Konser Bruno Mars, Sintya Marisca Tak Rasakan Kejebak Macet Gegara Ini
52 menit lalu -
Israel Intensifkan Serangan Udara dengan Target yang Terkait Iran di Suriah
39 menit lalu -
Dirjen Dukcapil Dorong Percepatan Transformasi Digital Nasional Lewat INA-Pass
39 menit lalu -
Pengamat Singgung Situasi Geopolitik Dunia Menjelang Pelantikan Prabowo-Gibran
33 menit lalu
Lukashenko Tawarkan Senjata Nuklir Bagi Negara yang Ingin Bergabung dengan Persatuan Rusia-Belarusia
MINSK - Presiden Belarusia Aleksandr Lukashenko mengatakan bahwa "ada senjata nuklir untuk semua" jika ada negara lain yang ingin bergabung dengan Persatuan Rusia-Belarusia.
Pekan lalu Moskow melanjutkan rencana untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia, dalam penyebaran pertama hulu ledak semacam itu di luar Rusia sejak jatuhnya Uni Soviet pada 1991. Langkah Rusia ini telah memicu kekhawatiran di Barat.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan di televisi pemerintah Rusia pada Minggu, (28/5/2023) malam, Lukashenko, sekutu paling setia Presiden Vladimir Putin, mengatakan bahwa harus "dipahami secara strategis" bahwa Minsk dan Moskow memiliki kesempatan unik untuk bersatu.
"Tidak ada yang menentang Kazakhstan dan negara-negara lain yang memiliki hubungan dekat yang sama seperti yang kita miliki dengan Federasi Rusia," kata Lukashenko sebagaimana dilansir Reuters.
"Jika seseorang khawatir ... (maka) itu sangat sederhana: bergabung dengan Negara Persatuan Belarusia dan Rusia. Itu saja: akan ada senjata nuklir untuk semua."
Dia menambahkan bahwa itu adalah pandangannya sendiri - bukan pandangan Rusia.