-
4 Negara Unggulan di Piala Asia U-20 2023, Ada Timnas Indonesia U-20?
53 menit lalu -
6 Fakta Utang Indonesia Dikritik, Kemenkeu Siap Debat dengan Demokrat
55 menit lalu -
2 Jenderal Termuda di TNI AU, Berkarir Gemilang hingga Ditahan Dianggap Tersangkut G30S
59 menit lalu -
Jenderal Bintang 3 Termuda Polri, Termasuk Ungkap Kasus Pembunuhan Brigadir J
52 menit lalu -
Belum Puas Datangkan Pemain, Tottenham Hotspur Ingin Boyong Piero Hincapie dari Bayer Leverkusen
45 menit lalu -
Jumlah Hadiah yang Didapat Jonatan Christie Setelah Menjuarai Indonesia Masters 2023
28 menit lalu -
Fakta Orang Tajir Simpan Uang di Sini dan Jadi Banyak, Ini Daftar Tempatnya
41 menit lalu -
Hasil Real Madrid vs Real Sociedad di Liga Spanyol 2022-2023: Berakhir 0-0, Los Blancos Gagal Menang di Kandang
33 menit lalu -
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia U-20 2023: Garuda Nusantara Mampu Berbicara Banyak?
38 menit lalu -
Indra Bekti Menjalani Terapi Kedua, Begini Kondisinya Sekarang
59 menit lalu -
9 Kali Gempa Guncang Melonguane Sulut Sejak Semalam
45 menit lalu -
Real Madrid vs Real Sociedad: Pertama Kali El Real Gagal Cetak Gol
33 menit lalu
0
Kuliah Jarak Jauh Makin Diminati, Universitas Terbuka Gelar INNODEL 2022 di Bali

Tantangan untuk semakin mengembangkan pembelajaran jarak jauh itu pula yang memacu Universitas Terbuka (UT) untuk menemukan terobosan-terobosan inovasi baru.
Karena itu pula Universitas Terbuka menggelar International Conference on Innovation in Open and Distance Learning (INNODEL) di The Anvaya Beach Resort Kuta, Bali, 29-30 November 2022.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Riset dan Inovasi Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PRI-PTJJ), Lembaga Penelitian dan Pengadian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Terbuka (UT) ini mengangkat tema 'Emerging Technology for Open and Distance Education: Opportunity, Agility, and Adaptability'
Kegiatan yang terdiri atas workshop, konferensi, dan pameran ini bertujuan untuk membawa isu terkini dan melakukan inovasi dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh yang perlu dikembangkan untuk mendorong pemerataan akses pendidikan terbuka dan jarak jauh yang berkualitas.
INNODEL ini pun dimaksudkan mendorong diseminasi inovasi open and distance learning (ODL) agar berpeluang menjadikan ODL lebih efektif dan inklusif.
"INNODEL merupakan forum bagi pendidik, praktisi, pembuat kebijakan, dan penyedia teknologi pendidikan untuk berbagi minat bersama. Tidak dapat disangkal bahwa ODL akan menjadi alat utama untuk peningkatan kapasitas manusia karena kualitas, fleksibilitas, dan interoperabilitasnya akan memfasilitasi ekosistem pembelajaran digital yang baru," kata Prof Ojat Darojat MBus PhD.
"Kami percaya bahwa dukungan dan kontribusi dari berbagai pihak akan memperkuat masa depan pendidikan terbuka dan jarak jauh," lanjut Prof Ojat.
Para keynote speaker yang mengisi kegiatan ini antara lain Dr Martin Dougiamas, the Founder and CEO of Moodle; Prof Ir Tian Belawati MEd PhD dari Universitas Terbuka Indonesia; Prof Benedict du Boulay, Emeritus Professor of Artificial Intelligence, University of Sussex, United Kingdom; Prof Patricia B Arinto EdD, Dean University of the Philippines Visayas - Tacloban Collage; Sridhar Sunkad, Regional Director - EON Reality, Singapore; dan Dr Ethel Joan Atienza, INNOTECH, SEAMEO.
"Selain itu, kegiatan INNODEL 2022 diselenggarakan secara blanded (luring dan daring) yang dihadiri lebih dari 250 partisipan dari berbagai negara di Asia dan Afrika, seperti India, Pakistan, Palestina, Malaysia, Filipina, Nigeria, dan Indonesia," tambah Ketua Panitia 2022 INNODEL Prof Daryono SH MA PhD.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat belakangan ini ikut membuat mahasiswa Universitas Terbuka kian mudah mengikuti pembelajaran jarak jauh.
Prof Ojat membandingkan dengan era 1984 yang masih konvensional, dimana bahan ajar masih berupa cetakan, dan interaksi yang dilakukan antara mahasiswa dan dosen harus melalui korespondensi. "Dulu banyak kendala, sekarang seiring kemajuan teknologi informasi sudah sangat bagus. Bahkan pembelajaran jarak jauh menjadi trend di masa depan," kata Prof Ojat.
Jumlah mahasiswa pun diakui meningkat drastis, terutama setelah terjadi pandemi. "Bukan sekadar naik, tapi melompat. Di Bali misalnya, dari biasanya 600 mahasiswa, menjadi 3.500 mahasiswa," ungkap Prof Ojat.
Secara keseluruhan, mahasiswa baru yang mendaftar mencapai angka 10.000an dari sebelum pandemi yang hanya di angka 4.000an.
"Orang-orang sudah move on dari pembelajaran tradisional konvensional setelah pada masa pandemi lalu kampus-kampus lockdown. Mahasiswa pulang ke daerah masing-masing, kost-kostan sepi," urai Prof Ojat.
Sumber: Nusabali
Berita Terkait
Berita Populer Dari Nusabali