-
Jadi Model, Intip Foto-Foto Seksi Georgina Rodriguez Kenakan Dress Ketat
34 minutes ago -
Karima El Mahroug, Salah Satu yang Ngaku Pernah Dilecehkan Cristiano Ronaldo
30 minutes ago -
Suzuki New Carry Tak Pasang Target Tinggi Karena Situasi Belum Pulih
48 minutes ago -
POCO M3 Resmi Dirilis, Penantang Baru di Segmen Hp Sejutaan
44 minutes ago -
Beberapa Jenis Olahraga yang Aman Dilakukan Malam Hari
48 minutes ago -
Ronald Koeman Tak Puas dengan Cara Barcelona Tembus 16 Besar Copa del Rey
48 minutes ago -
In Picture: Hal-Hal yang Gagal Dijelaskan Facebook Soal Privasi WhatsApp
30 minutes ago -
Dagang Lawar Digerebek saat Pesta Shabu
12 minutes ago -
Rupiah Tertekan Dolar AS ke Level Rp14.025
50 minutes ago -
Alasan Mengapa AC Milan Belum Dinobatkan Jadi Juara Musim Dingin
48 minutes ago -
3 Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Selesai Dibangun dan Direnovasi
38 minutes ago -
Google Ancam Tutup Mesin Pencari di Australia
52 minutes ago
Komnas Perempuan Dorong Upaya Keamanan Jasa Ojol

INILAH.COM, Jakarta - Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) menyoroti maraknya kasus pelecehan terhadap penumpang perempuan pada jasa transportasi daring atau ojek online (Ojol).
Perihal itu, Komnas Perempuan mendorong pihak terkait dalam hal ini pemerintah dan aplikator transportasi online untuk menciptakan ruang publik yang aman. Seperti upaya yang dilakukan oleh Gojek melalui program dan sistem yang preventif untuk menciptakan rasa aman kepada penumpang, khususnya perempuan.
Komisioner Komnas Perempuan, Magdalena Sitorus, mengatakan usaha preventif Gojek melalui edukasi (kepada driver) tepat sasaran karena menurutnya yang perlu dibangun adalah budaya aman.
"Budaya aman, pemahaman yang benar, itu kuncinya," kata Magdalena dalam diskusi "Transportasi Umum yang Aman untuk Semua, Tanggung Jawab Siapa?" di kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Magdalena mengatakan, penekanan program dan teknologi Gojek atas kekerasan seksual terhadap perempuan di jalan adalah tindakan preventif (pencegahan).
"Sudah bagus upaya-upaya yang dilakukan Gojek dalam perlindungan dan penanganan. Yang pasti upaya itu perlu diapresiasi," ungkapnya.
Magdalena memberikan contoh bagaimana Gojek serius dan konsisten memberikan edukasi termasuk pelatihan kepada pengemudi berkaitan dengan hal dimaksud.
"Keberhasilan Gojek dalam hal ini melakukan upaya pencegahan (melalui edukasi kepada driver) bisa ditiru aplikator lainnya," ujarnya.
Salah satunya, Gojek menghadirkan Panic Button, merupakan sebuah teknologi Gojek dalam hal keamanan dan keselamatan di jalan, kata Magdalena. Hal ini dinilai sebagai bagian dari konteks pencegahan.
"Nah dengan diskusi seperti ini kan akhirnya bisa saling memberikan ide dan masukan. Itu bagus karena saya pikir tidak ada yang statis. Selalu terjadi dinamika," paparnya.
Sementara itu, Koalisi Ruang Publik Aman (KRPA), Anindya Restuviani menceritakan kisah nyata driver Gojek yang sukses menjalankan metode intervensi korban. Menurutnya, itu buah dari kesuksesan edukasi dan pelatihan Gojek kepada para driver atau mitranya dalam hal memahami dan mengintervensi kekerasan seksual.
"Saya diceritakan seorang driver Gojek tentang bagaimana dia berakting pura-pura berkelahi dengan sesama mitra Gojek juga untuk mengalihkan perhatian. Sebab dia melihat perempuan yang akan naik bus diganggu seorang pria. Akhirnya perhatian si pria pengganggu itu teralihkan dan perempuan itu akhirnya berhasil naik bus dengan aman. Ini bagus sekali padahal sedang tidak narik itu drivernya," paparnya.
Senior Manager Corporate Affairs Gojek, Alvita Chen, dalam paparannya pada kesempatan yang sama mengungkapkan Gojek fokus pada upaya preventif melalui edukasi.
"Kami percaya diperlukan pemahaman yang menyeluruh agar masyarakat yang bermitra dengan Gojek dan masyarakat pada umumnya dapat bekerja bersama-sama untuk menciptakan ruang publik yang nyaman," paparnya.
Pelatihan, salah satunya, dilakukan bekerjasama dengan Hollaback Jakarta dan perEMPUan untuk memahami berbagai jenis kekerasan seksual yang harus dihindari.
"Mitra kami diberi pembekalan sehingga memiliki pemahaman yang benar akan fakta-fakta seputar kekerasan seksual. Bahkan, mitra driver mampu mengintervensi secara aktif seandainya terjadi kekerasan di sekeliling mereka," terangnya.
Melalui berbagai edukasi dan pelatihan kepada mitra Gojek diharapkan semakin banyak mitra driver yang turut serta menjadi duta anti kekerasan seksual terhadap perempuan khusunya. [adc]