-
Wapres: RI Fokus Kembangkan Sawit Sebagai Pengganti Bahan Bakar Fosil
59 menit lalu -
Lenovo luncurkan lagi Laptop Yoga untuk kreator digital di Indonesia
46 menit lalu -
Uji Coba Tanding Lawan Persib Muda, Luis Milla Pantau Perkembangan Anak Asuhnya
56 menit lalu -
VNL 2023: Pria yang Membawa Jakarta Lavani Juara Belum Beruntung
28 menit lalu -
Jelang Manchester City vs Inter Milan, Pemain Nerazzurri Mulai Rasakan Tekanan Tampil di Final Liga Champions
54 menit lalu -
DLH Gianyar Tanam Pohon di Desa Suwat
38 menit lalu -
Bupati Suwirta Lepas 25 Calon Jemaah Haji
41 menit lalu -
Cara Mempercepat Penyembuhan Batuk dan Pilek pada Anak
55 menit lalu -
Menaker Ida Fauziyah Tegaskan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja Tak Bisa Ditoleransi
21 menit lalu -
Sensasi Cicipi Sapi Asap, Aroma dan Gurihnya Menggugah Selera!
56 menit lalu -
Pengunjung Membeludak, Tari Kecak di DTW Uluwatu Tampil Ekstra
35 menit lalu -
9 Fraksi DPRD Provinsi Apresiasi Sejumlah Capaian yang Diraih Pemprov Sumsel
34 menit lalu
Komjen Rycko Amelza Dahniel, Penembak Mati Dr Azhari yang Digadang-gadang Jadi Kepala BNPT
JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo melakukan rotasi besar-besaran di tubuh Polri. Salah satu perwira tinggi yang dirotasi adalah Komjen Rycko Amelza Dahniel.
Komjen Rycko Amelza dirotasi menjadi Pati Densus 88 Antiteror Polri dalam rangka persiapan penugasan luar struktur. Sebelumnya dia menjabat sebagai Kalemdiklat Polri.
Dengan rotasi Rycko ke posisi satker bidang pemberantasan teroris itu menguatkan sinyal terkait dengan pengisian jabatan Kepala BNPT menggantikan Komjen Boy Rafli Amar yang purnatugas.
Dilansir beragam sumber, Rabu (29/3/2023), Komjen Rycko Amelza Dahniel merupakan lulusan terbaik Akpol 1988 ini berpengalaman dalam bidang reserse.
Rycko termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol Sutanto bersama dengan Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, serta Idham Azis, dan lain sebagainya.
Kariernya di Korps Bhayangkara cukup moncer. Penugasan pertama ia jalani di Polres Metro Jakarta Pusat sebagai Kepala Unit Kejahatan dengan Kekerasan, selanjutnya ditugaskan sebagai instruktur di Akademi Kepolisian Semarang.