-
Aplikasi Prisma Karya Bea Cukai Cirebon akan Diadopsi ke Bekasi dan Bogor
37 minutes ago -
FK Sloboda Tuzla Resmi Perkenalkan Miftah Anwar Sani sebagai Pemain Baru
29 minutes ago -
Hadapi Pandemi, Alfamart Punya Armada Delivery Kebutuhan Pelanggan
55 minutes ago -
Prediksi: Atalanta vs Crotone
53 minutes ago -
Polisi Tangkap Lima Pelaku Pencabulan Anak di Aceh
50 minutes ago -
Densus 88 Garap Seorang Warga Tambakrejo, Kades: Tak Menyangka, Orangnya Baik
49 minutes ago -
Pak Ganjar Semringah Dapat Laporan soal Penanganan Covid-19 di Jateng
47 minutes ago -
Liga Spanyol: Hector Bellerin Berminat Kembali ke Barcelona dengan Satu Syarat
47 minutes ago -
Unrealized Loss Bisa Terjadi kepada Setiap Investor di Pasar Modal
56 minutes ago -
Yusril Sarankan Jokowi Terbitkan Perpres Perubahan Terkait Investasi Miras
49 minutes ago -
Tulungagung Diterjang Angin Kencang, Papan Reklame dan Belasan Pohon Roboh
20 minutes ago -
Prediksi: AC Milan vs Udinese
56 minutes ago
Khawatir Diserang Pendukung Trump, Karyawan Twitter Gembok Akun

MENLO PARK - Beberapa karyawan Twitter telah mengubah akun mereka menjadi settingan pribadi dan menghapus biografi online mereka karena khawatir diserang oleh pendukung Presiden Donald Trump.
Bahkan, beberapa eksekutif Twitter mendapat pengamanan pribadi karena perusahaan media sosial tersebut memperhitungkan keputusannya untuk tak segan-segan memblokir akun salah satu akun Donald Trump, demikian dikutip dari The Verge, Minggu (17/1/2021)
Baca Juga: Tak Akan Hadiri Pelantikan Joe Biden, Trump Akan Tinggalkan Gedung Putih Pagi Hari
Akun @realDonaldTrump secara permanen ditangguhkan dari Twitter 8 Januari lalu karena dinilai akan menimbulkan risiko hasutan kekerasan lebih lanjut, kata Twitter dalam pernyataannya.
Baca Juga: Dimakzulkan Lagi, Ini Konsekuensi Politik dan Finansial yang Mungkin Diterima Trump
Trump mengatakan kepada para pendukungnya pada rapat umum tepat sebelum serangan di Capitol 6 Januari bahwa mereka "harus menunjukkan kekuatan," dan "berjuang lebih keras," yang akhirnya mendorong para pendukungnya untuk melakukan aksi ke Capitol.
CEO Twitter Jack Dorsey pada saat itu tidak yakin larangan pemblokiran sementara terhadap presiden adalah keputusan yang tepat.
Hingga para eksekutif Twitter kepada Dorset mengatakan bahwa tanggapan terhadap cuitan Trump sehari setelah kerusuhan menunjukan adanya potensi besar untuk lebih banyak kekerasan di dunia nyata.
Dan lebih dari 300 karyawan Twittter telah menandatangai petisi internal yang menyerukan penangguhan permanen akun Trump, yang pada akhirnya mengarah pada pemblokiran permanen akun Trump.