-
Menakar Nasib Hokky Caraka CS Setelah Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
45 menit lalu -
Daftar Bakal Calon Lawan Timnas Indonesia di Babak Pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
30 menit lalu -
Steve Kerr Ungkap Penyebab Keberhasilan Golden State Warriors Menang Comeback atas New Orleans Pelicans
40 menit lalu -
Curah Hujan Masih Tinggi, Ancaman Longsor Jelang Arus Mudik
33 menit lalu -
Soroti Kematian Bripka AS, Mahasiswa Bakar Lilin di Depan Polda Sumut
11 menit lalu -
Persija Jakarta Dibungkam Persita Tangerang, Thomas Doll Marah
41 menit lalu
Kemkominfo: Keamanan Digital Indonesia Masih Rendah

JAKARTA - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan skor Digital Safety di Indonesia memiliki nilai yang rendah dalam status Literasi Digital Indonesia 2022. Dari empat pilar indikator literasi digital, Digital Safety memiliki skor paling rendah.
"Yang menjadi harus diperhatikan terkait Safety, ini masih rendah nilainya 3,12, di mana banyak fenomena di masyarakat mudah tertipu, mudah diperdaya orang yang punya niatan jahat," kata Semuel dalam Peluncuran Status Literasi Digital Indonesia 2022 di Jakarta Pusat.
Digital Safety atau keamanan digital adalah kemampuan pengguna dalam mengenali, memolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang, dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Nilainya dari 3,10 menjadi 3,12, atau naik 0,02 poin pada 2022 dari 2021.
Digital Safety merupakan salah satu pilar yang mengalami kenaikan paling sedikit. Pada pilar ini, sebagian besar dikontribusikan pada indikator terbiasa membuat password yang aman dengan kombinasi angka, huruf, dan tanda baca. Sedangkan indikator kemampuan membedakan e-mail berisi spam/virus/malware berkontribusi paling kecil.
Ketua Umum Siberkreasi, Donny BU mengatakan bahwa keamanan digital meliputi hal-hal teknis yang praktis. Untuk mendorong naiknya skor Digital Safety, Donny menyebut kata kunci utamanya adalah kolaborasi. Pun kolaborasi ini harus dilakukan secara inklusif. "Tidak mungkin hanya private sector, pemerintah saja, masyarakat juga harus berkolaborasi," ujar Donny.
Selama ini, Donny menyatakan masyarakat belum terlalu peduli dengan keamanan data pribadi. Budaya membagikan data pribadi menjadi kebiasaan masyarakat, seperti, promo di mal, datang ke tempat tertentu, dan lain-lain. "Privacy itu soal mindset dan data pribadi itu soal digital security," kata Donny.
Berita Terkait
- Ini Dia Provinsi dengan Indeks Literasi Digital Paling Tinggi
- Kominfo Gelar Program Pelatihan Digital 2023 Gratis, Yuk Ikut
- Realisasi Penjualan Digital Telkom Jabar 2022 Melebihi Target
- Bareskrim Polri Buka Penyelidikan Baru Kasus KSP Indosurya
- Pelajar Aniaya Pelajar di Sukabumi, Empat Orang Ditangkap