-
PKS: Perjanjian Antara Prabowo dan Anies Hanya Berlaku untuk Pilpres 2019
46 menit lalu -
Tangcity Music Fest 2023 Hadirkan Rizky Febian Hingga Ziva Magnolya
29 menit lalu -
Sikat Sindikat Mafia Pekerja Migran Jadi Resolusi BP2MI di 2023
52 menit lalu -
Canggih, AI Bakal Siap Bantu Dokter
45 menit lalu -
Mengenal Teknologi Wolbachia, Cara Dinkes Bali Menangani DBD, Canggih
44 menit lalu -
Santri Dukung Ganjar Beri Hadrah untuk Majelis Taklim di Jaksel
41 menit lalu -
Komisi IV dan Kasi Kemas Petakan Masalah Penyaluran Bantuan untuk Warga
46 menit lalu -
Kompol D Dimutasi ke Yanma Polda Metro Jaya
32 menit lalu -
Hary Tanoe Kobarkan Optimisme untuk Kader: Perindo Harus Jadi Partai Besar
39 menit lalu -
Sebaran 273 Kasus Covid-19 di 34 Provinsi Hari Ini, Jakarta Tertinggi
34 menit lalu -
Marak Hoaks Penculikan Anak, DPRD Surabaya Minta Dispendik Bertindak
49 menit lalu -
Kolonel Laut (E) Tri Harsono Jadi Dansatsiber TNI, Siapa Dia?
57 menit lalu
Kebiasaan Buruk Orang Tua yang Akhirnya Merusak Diri Sendiri

GenPI.co - Menjadi orang tua yang baik adalah syarat utama agar anak bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang baik. Namun ada kebiasaan buruk yang tak sadar dilakukan yang berimbas pada merusak diri sendiri.
Dalam proses tersebut kerap kali kita menyabotase diri sendiri dan kemudian pada akhirnya menghalangi kita berperan sebagai orang tua yang mendukung perkembangan kepribadian anak.
Ini adalah beberapa kebiasaan merusak diri yang harus kamu kenali sebagai orang tua.
Membandingkan diri sendiri dengan orang lainTerus-menerus membandingkan diri dengan orang tua lain karena kamu yakin hanya bisa menjadi lebih baik dengan melihat kekuranganmu.
Belajarlah untuk melihat nilaimu sendiri.
Mengkritik diri sendiriTerus-menerus mengkritik diri sendiri karena kamu percaya bahwa jika tidak keras pada diri sendiri, kamu tidak dapat menjadi orang tua yang baik atau memberi anak kehidupan yang layak mereka dapatkan.
Menetapkan ekspektasi yang tidak realistisKamu adalah orang tua yang suka menilai diri sendiri saat tidak memenuhi ekspektasi pengasuhan yang ditetapkan padamu
Menghindari emosiKamu memperlakukan emosi sebagai musuh karena dirimu yakin tidak baik mengalami emosi negatif.
Ini mungkin berdampak negatif pada anakmu dan orang-orang terdekat Anda. Emosi membuatmu menjadi manusia.
Menjalani kehidupan yang malasMeskipun anak-anak mungkin membuatmu terus waspada, kamu telah menyerah pada rutinitas kebugaran apa pun.
Yang dirimu lakukan hanyalah mendambakan waktu tidur. Ini akan melemahkan rasa percaya dirimu.
Sabotase diriKamu sering melakukan kebiasaan sabotase diri karena ada bagian dari dirimu yang benar-benar percaya bahwa melakukan itu akan membantumu menghindari bahaya.
Ini mencegahmu mengambil risiko dan menunjukkan kembali peluang.(*)
Simak video menarik berikut: